Ini dia part duanya keluar J buat tata @Utita Nurrosyada Hilmi cepet sembuh ya sayaang? :* jangan sakit L oke guys check this out :D
“Nama
gue Krisna Hazel Algretto, kalian boleh panggil gue hazel. Gue pindahan
dari jerman. Thanks” “wow! Cakep amat,” “Gila itu badan ala petinju
aje” “wew cool abis! itu orang apa malaikat sih?” suara riuh cewek cewek
mulai terdengar dari pojok pojok kelas X-2. “Bangku disebelah gue
nganggur nih” terdengar suara melengking khas manda dari pojok ruangan.
Semua heboh terkecuali Uri dan Mini. Uri hanya tenggelam dalam
lamunannya, dan Mini memandang luar kelas dengan pandangan fokus tak
berujung.
“Hazel silakan duduk dibangku kosong yang ada untuk
sementara. Boleh duduk disebelah mini. karena Seva masih sakit, nanti
biar ibu carikan bangku kosong yang lain” Perintah Bu. Emma guru bahasa
Indonesia mereka yang baru 3 bulan lalu menikah.
Cowo berpostur
tinggi hmm, cukup atletis *tapi tak sebagus tubuh adsyah*dengan wajah
cukup meyakinkan kini menuju ke bangku kosong disebelah bangku mini.
“Hei, gue hazel” sapa hazel dingin
“gue tau” jawab Mini lebih dingin
“Jutek amat”
“Bodo!” sahut mini ketus.
Tok tok tok.. Berdiri seorang cowo dengan adik perempuannya dengan wajah pucat.
“permisi Bu, saya mau antar Seva, maaf terlambat dia baru kemaren malem keluar Rumah Sakit” jelas Adsyah.
“Apaan
sih? Gue gak papa. Udah sono balik ke kelas loe! Dasar bekicot sok care
:p” Seva mengambil ranselnya yang tadi di pegang adsyah.
“Loe tu sakit semprul, sok sehat banget sih. Gamau dibantu yaudah”
“Hum hum.. silakan masuk Seva” Suara bu Emma memecah suasana panas mereka.
“Saya
duluan bu, heh baik-baik lu sleketep!” Adsyah berlalu ke kelasnya,
setelah berhasil bikin adiknya diketawain makhluk sekelas dengan
panggilan “sleketep”nya itu. Sedang Seva melangkah gontai masuk ke dalam
kelas.
“loh? Ini kan bangku gue?” matanya menatap hazel
lekat-lekat. Ia merasa ada yang ganjal dalam dirinya, saat hazelpun
memberikan tatapan lurus yang sama ke matanya.
“oh, ini bangku loe? Yaudah biar gue duduk dibelakang” hazel mengambil tasnya dan berdiri.
“gak
usah, biar gua yang ke belakang, loe anak baru kan?” Seva melangkah
menuju bangku paling belakang yang baru saja dibawa masuk kelas oleh
petugas sekolah. Kini gilran mini yang menatap tajam mata seva dengan
pandangan sayu.
~^^~
Seva menjatuhkan tubuhnya empuk tepat
diatas kasur berseprei spongebob. Di kamar Adsyah. “apa bener kata
orang? persahabatan 3 cewek itu gak bakal bisa bertahan lama. Terus apa
arti kata Three Angels yang kita bertiga bikin buat satuin hubungan
kita? Tiga malaikat yang akan selalu jadi satu.” Seva tenggelam dalam
lamunannya.
“woy! Ngelamun teruss!! ngapain loe anak kecil kesini? This’s forbidden room you know!”
“Weleeh
weleh, mbah dukun kentir! Kamar ginian, semua kuning dibilang Forbidden
room. Kaya kamar orang baru kawin kemaren sore haha” Seva ngakak, kena
lagi adsyah ke perangkapnya.
“Udah deh, loe mau apa? Pasti ada
maunya kan? Jangan bilang loe mau cerita tentang anak baru bernama bule
berotak tempe itu? Loe suka sama dia? Haha” hanya satu tujuannya,
“Hazel” sebuah bantal bergambar spongebob melayang empuk di wajah
Adsyah.
“Mbahmu suka!” semprot Seva
“tapi tadi gue lihat loe deketan mulu sama hazel pas istirahat, mesra amat?”
“gundulmu
mesra! heh kadal jelek jarang mandi, gue cuma ngobrol tadi, udah deh
gua mau cerita tentang uri” wajah Adsyah berubah serius dan seva bangun
dari perbaringannya.
“Gak mungkin cuma karena hubungan three
angels yang gak harmonis, Uri bisa berubah sampe segitunya. Loe tau tadi
dia dipanggil BP lagi?” perbincangan mereka kali ini berlanjut serius.
Tak biasanya adsyah seserius ini. Dia menceritakan gosip panas disekolah
yang hangat-hangatnya jadi perbincangan.
Kakak uri yang juga
teman ngegame Adsyah di facebook kecelakaan. Dia menjadi korban tabrak
lari beberapa hari lalu, saat hendak menjemput mamanya di bandara. Orang
tua uri saling menyalahkan atas kecelakaan ini. Daksa harus dioprasi
segera karena sampai sekarang dia belum sadarkan diri. Parahnya lagi
kondisi keuangan keluarga uri yang semakin kritis karena ayahnya
tertuduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan.
“ayo ikut gue ke
rumah sakit tempat kak daksa dirawat sekarang” Seva menarik lengan
kakanya, adsyah menurut. raut kecemasan terlihat jelas di wajahnya.
~^^~
Tersebar
selebaran berisi pengumpulan dana sumbangan untuk siswa SMA yang
menjadi korban tabrak lari. Ia harus secepatnya dioprasi dan tak lain
kak Daksa. Tertempel beberapa advertisement mengenai hal yang sama. Tak
lain Seva yang melakukannya. Ia mengumpulkan beberapa dana dari
teman-teman sesekolahnya untuk membantu dana operasi kak daksa. Ia yakin
dana yang ia kumpulkan nanti tak akan akan dengan mudah mencukupi
segala biaya yang dibutuhkan untuk kesembuhan daksa. Namun hanya ini
yang dapat ia lakukan untuk membantu kakak sahabatnya itu.
“Nah,
ini dia selembaran terakhir yang harus gue pasang di tempat strategis.
Dimana lagi ya? Kamar mandi udah, kantin udah, madding udah, lapangan
udah, semua udah. Terus ini tinggal satu ditempel dimana?” matanya
mencari satu tempat lagi untuk menempalkan satu selebaran ini.
“Perpustakaan”
Cowo berpostur tinggi agak kerempeng, berkulit putih, bermodel rambut
rapi dengan gel berdiri dibelakanganya. Dua tangannya masuk kedalam saku
celana dan kini ia berjalan sejajar dengan Seva.
“loe? Ngapain disini? Tanya seva sambil mempercepat langkahnya.
“Butuh
bantuan? Anggep aja ini tanda trimakasih sekaligus permintaan maaf gue
karena bangku loe tadi gue ambil” lagi lagi cowo ini berhasil
mensejajarkan langkahnya dengan seva.
“gak usah makasih. Lagian
gue jarang duduk belakang. Maaf gue sibuk.” Ia berlari menuju
perpustakaan disebelah kamar mandi cewek. Namun Hazel berhasil merengkuh
tangannya. Tentu saja tenaga seva tak sebanding dengan tenaga hazel.
Badannya tertarik kebelakang dan hampir ia terjatuh dalam rengkuhan
hazel. Mata Hazel menatap tajam mata cewe manis didepannya, begitu pula
dengan seva. Jantungnya berdegup tak karuan. Baru kali ini seva
mengalami hal senaif itu. “oh god apa wajah gue sekarang berminyak?”
pikir seva dalam hati.
“maaf, gua cuma mau bantuin loe. Lagian
itung-itung ini usaha amal gue juga kali” hazel melepaskan tangan Seva
yang mulai memerah
“oke, kalo loe emang mau bantuin gue sama kak
adsyah, loe boleh gabung. Tar biar gue yang bilang ke kakak gue.” Jawab
seva pelan. Ia berjalan menjauhi hazel karena tak ingin cowo itu
mendengar suara jantungnya yang teriak minta keluar.
“biar gue yang tempel” hazel mengambil selebaran di tangan Seva. Seva hanya mematung. Ia mencoba menata detak jantungnya.
“gimana kalo pulang sekolah kita kerumah gue?” Tanya hazel sambil tengah menempel selebaran di tembok depan perpustakaan.
“hah? Ngapain?” lagi lagi jantungnya berusaha melompat.
“kita
bisa cari dana sumbangan lewat dunia maya kan? Mungkin kita taruh di
facebook, twitter, blog atau sarana sosial lainnya. Dengan gitu malah
orang diluar sana yang simpati dengan keadaan anak SMA ini, bisa ikut
ngasih dana. Iya gak sih?” hazel menoleh kearah Seva yang berdiri
dibelakangnya dan dilihatnya Seva hanya mematung menatapnya lekat.
“hum..
ide bagus, oke deh. Kita juga bisa tempel foto kak daksa yang gue
sempat ambil di rumah sakit kemaren biar orang-orang lebih percaya. Well
gue boleh ajak kakak gue?” Tanya seva. “jangan dong, mana mungkin gue
mau ajak si adsyah di acara kaya gini? Haha” ocehnya dalam hati.
“hum,
kalo emang loe pengen, boleh aja sih. Tapi gue pengen loe orang pertama
yang dateng ke rumah gue” jawab hazel penuh senyum malaikat. *kalo gue
jadi seva gue bakal langsung terbang. Eittss apa’an nih? Gombal apa
gombal?*
“haha gombal banget sih loe” seva memukul manja lengan
hazel. Hazel sok kesakitan. Yaelah pukulan cewek ini. Keliatannya
suasana mulai cair nih.
Hazel dan seva berdiri didepan rumah
hazel. Setelah seva mengantongi izin dari adsyah tentunya. Eitts tunggu
ini rumah hazel bukan sih? “hah? Ini kan rumaah…” seva tak melanjutkan
pikirannya.
“hazel? Ini rumah loe?” Tanya seva sambil mengamati rumah bercat orange emas didepannya. Ia sepertinya mengenal rumah ini.
“bukan,
*oh bukan rumah hazel ternyata* ini rumah tante gue. bokap nyokap
tinggal di jerman. Tapi gue lahir di Indonesia sih, pernah tinggal di
Surabaya dan gue pindah ke jerman pas gue kelas 6.” Ceritanya pada seva
sambil menggandeng tangan cewek itu masuk ke dalam rumah.
“oh”
jawab Seva pendek sambil terus mengamati seisi ruangan. Bahkan ia tak
sadar bahwa tangannya sedang berada dalam genggaman hazel.
~^^~
Makin
hari makin banyak aja cewe yang ngantri buat kenalan sama hazel. Wow?
Belom pernah adakah sebelumnya cowo semenarik hazel? Tak terkecuali
manda. Dia yang paling uring-uringan buat narik perhatian cowo berkulit
putih ini. Bel istriahat berbunyi belum sampai semenit yang lalu, namun
sekarang posisi manda tengah berdiri tepat di depan bangku hazel dan
mini.
“hei dude, ke kantin yuk? Gue traktir deh” manda duduk manis
di meja Mini. Gimana emosi mini gak ke ubun-ubun? Dia lagi sibuk rekap
PR fisika yang belom sempat dia kerjain kemaren malem dan manda duduk
tepat diatas buku PRnya.
“Heh nona ratu sejagad! Mata loe
sebenernya dimana sih? Mendingan lu taruh mata loe itu di pantat deh.
Dasar cewek ganjen. Dan loe hazel, mending loe pergi dari bangku gue,
loe pikir bangku gue apa? Masih jam 6 pagi cewek cewek udah ngantri di
bangku gue. Gue gak mau bagiin BLT tau!” semprot Mini.
“loe kalo
gak suka omong aja baik baik. Bilang aja loe jealous kan?” hazel berdiri
dari bangkunya. Menatap mana mini dalam dalam.
“ha? Sorry ya?
Cemburu sama loe? Gua gak suka tipe cowok yang obral gombal ke semua
cewe. Najis!” mini yang masih sakit hati dengan adsyah ternyata tak
terpengaruh dengan ketampanan cowo yang ini.
“loe juga jangan sok.
Lagian urusin tu penampilan loe, rambut kummel, muka berminyak, apa
jangan-jangan seragam loe gak pernah di setrika ya? Haha” hazel berdiri
di depan mini, teman-temannya membentuk lingkaran hampir sempurna
mengelilingi mereka. PLAKK!!! Satu tamparan melayang ke pipi sebelah
kanan hazel. Warna merah membekas di pipinya. Menimbulkan beberapa
jeritan dari cewe-cewe penggemarnya.
“watch your mouth! Gua paling
gak suka cowo yang sok ngomentarin penampilan gue! This is my life!
Lagian liat rambut loe, gak beda sama rambut pengamen di pinggir jalan.
Jabrik kaya landak tau gak!” mini melangkah menerobos gerombolan yang
tadi melingkar mengelilinginya, diikuti derai tawa cewek cewek melihat
memerahnya wajah hazel sekarang. Berita itu segera menyebar ke seluruh
penjuru sekolah.
~^^~
Adsyah dan adiknya Seva sedang main PS diruang tengah. Yah besok week end jadi mereka bisa maen game sepuasnya.
“mas? Besok siang gue diajak hazel buat jengukin kakak uri trus pulangnya kita makan siang dulu. Boleh ya?” Seva membuka suara.
“ha? Jalan? Ngga!!”
“aah.. ayolah mas, lagian mama udah ngasih ijin. Gue gabakal pulang kesiangan deh, ya?”
“ngga!
Lagian gue gasuka loe deket-deket sama bule gak jelas itu! Baru
seminggu dia sekolah, dia udah dicalonin jadi ketua osis, dia udah masuk
tim inti basket dan dia gabung ke grup band gue di sekolah. Rese kan?
Pokonya gue gak suka”
“wahwah, jadi ada yang ngerasa punya saingan
baru nih” Seva ngeledek. Adsyah mencibir. “Pokoknya besok jam 8 gue
berangkat.” Seva berlari ke kamar setelah melempar satu kulit kacang ke
rambut kakaknya.
Seva sudah siap untuk jalannya hari ini. Blus
lengan ¾ warna putih dipadu dengan blue jean terlihat manis di tubuhnya.
Rambutnya yang lurus sepinggang ia biarkan terurai dengan jepitan biru
muda di sebelah kiri. Jam tangan berwarna dark blue melingkar di tangan
kirinya. *apa ini yang disebut ngedate?* pikirnya dalam hati. Tapi suara
klakson mobil dengan segera membuyarkan lamunannya.
Seorang cowo
melambaikan tangan kearah seva. Tak lain adalah hazel. Kaos dark black
ketat melingkar dibadannya, sehingga lekukan tubuhnya terlihat jelas. ia
sedikit terlihat maco daripada saat ia menggunakan seragam sekolah. Wow
ada yang beda dari hazel. Apa ya? Oh, rambut hazel baru loh. Kini
rambutnya tak terlihat basah dengan gel. Rambutnya dry, kering,
mengembang seperti roti setelah kalian tambahkan pengembang ke
adonannya. Tetap “jabrik” tapi tak separah kemarin, ujung-ujungnya lebih
pendek, lebih rapi tentunya. Rambut daerah atas telinga dibagian kanan
kiri lebih pendek dari bagian yang lainnya. Hum? Kalian tau penampilan
kibum oppa saat pertama kali teaser Suju keluar? Ya kurang lebih seperti
itu. -,- (apa masih seperti landak? Yaa mungkin. Wow? Apa perubahan
rambut hazel ada hubungannya dengan cekcoknya dengan mini kemarin?)
“Sudah siap?” tanyanya dari dalam mobil. “Sipp” Seva berlari kecil kecil
kearah mobil hazel. Dimulai dari jalan pertama mereka, hubungan hazel
dan seva semakin dekat. Jalan ke mall, nonton film, beresin tugas
bareng, makan siang, ke toko buku langganan Seva, sampai beli accecoris
cewek barengan (jangan sampe daleman lah ya? LOL) apalagi setiap jalan
hazel selalu bawa bunga, coklat atau barang-barang kecil lainnya buat
Seva. *Mau :D romantis yaa?
Mungkin Seva mulai membuka hatinya
untuk cowo. Apalagi cowo sebaik hazel. Namun disisi lain, keadaan mini
juga ikut berubah karena kedatangan Hazel. Tepat sehari setelah
pertengkaran heboh mereka di kelas, sedikit demi sedikit penampilan mini
kembali seperti mini yang lama. Bahkan hari ini mini berpenampilan
secerah saat ia masih merasakan cintanya yang berbunga untuk Adsyah.
Rambutnya yang bergelombang hanya di bagian bawah ia biarkan terurai
dengan bando orange di kepalanya. Accecoris penambah aksen ceria kembali
ia kenakan, dan satu lagi, bedak? Ya sepertinya mini menggunakan bedak
atau semacam pelembab pagi ini. *kok tau? Tau lah! Wajahnya gak
seberminyak saat pertengkaran sengitnya dengan hazel terjadi di kelas
X-2
“Abis kesambet apa lu? Tumben gak dekil lagi?” Tanya hazel sengit saat berpapasan dengan Mini di gerbang sekolah.
“udah
deh, gak usah rese, lagian gue capek tengkar ama loe terus.” Jawab mini
sedikit lebih ramah dari seminggu lalu saat hazel baru menginjak
sekolahnya. *heihei gak ada yang tau ya? Sebenernya hati mini degdeg
seru loh. Mini jatuh cinta sama hazel? Yap bener banget. Apalagi setelah
hazel mengantarnya ke UKS pas mini panas kemaren lusa* gak kerasa
mereka jalan beriringan ke kelas. Dan selama itu juga hati hazel hampir
mutasi dari tempatnya. *aduh bingung deh, hazel sebenernya suka siapa?
MINI OR SEVA? Atau hazel sebenernya BUAYA DARAT?
~^^~
Uang
yang dikumpulkan hazel, adysah dan seva hampir mencapai setengah biaya
yang dibutuhkan untuk operasi patah tulang kak daksa. Untuk yang
kesekian kalinya Seva dan Hazel menghabiskan waktu mereka bersama.
Sekitar pukul 9 hari minggu, Honda Jazz merah milik hazel berhenti tepat
dirumah mini. Seorang cewek telah menunggu di depan gerbang. Seorang
cowok yang tak lain adalah pemilik mobil tersebut turun dan membukakan
pintu untuk cewek yang telah menunggunya. Oh ya tak lupa seperti biasa
setangkai bunga mawar merah mekar hazel berikan untuk Seva.
Namun
sepertinya tak hanya mereka yang berada di depan rumah. Mini yang saat
itu juga berada di depan rumahnya yang hanya berjarak 3 blok dari rumah
seva melihat kemesraan mereka dengan hati yang kembali hancur lebur. Air
mata sukses menetes dari pelupuk matanya dan segera ia berlari masuk ke
rumahnya.
~^^~
“Mau lo sebenernya apa? Dasar penghianat! Munafik! Nusuk temen dari belakang!” Emosinya ber api-api.
“maksut loe apa Min?” Cewek didepannya masih gak ngerti apa yang terjadi
“Haha
Seva Seva, Sahabat gua yang manis, dua kali loe nusuk gue dari
belakang! Pertama, kenapa loe gak bilang dari awal kalo adsyah udah
punya cewek dan loe biarin gua terlanjur sayang sama kakak loe yang sok
itu!” kini seva tau apa yang membuat hubungan persahabatannya dengan
ketiga sahabatnya hancur.
“dan sekarang, loe tau siapa yang bikin gue berhasil bangkit dari keterpurukan gue karena Adsyah?” Mini menatap tajam mata Seva
“Ngga” jawab seva pelan
“Hazel!”
jawab mini tegas. Seva gak tau harus jawab apa, yang jelas dia tau
hatinya seperti piring yang dia jatuhkan kemarin, hancur, pecah, cowo
yang berhasil bikin dia jatuh cinta ternyata juga cowo yang ditaksir
oleh sahabatnya.
“Cowo yang juga loe suka kan? Gua bangkit demi
dia, dia yang behasil bikin gua gak nangis lagi. Tapi setelah gua
berubah dan balik kaya dulu. Loe malah nusuk gue dari belakang buat
kedua kalinya dengan cara rebut hazel dari gue. Mau loe apa? Loe mau
bunuh gue pelan pelan?” suara mini melemah, satu demi satu air mata
mengalir dari matanya.
“gu gu gue gak bermaksut nutupin kalo
adsyah udah punya cewek dari loe min, gue Cuma gak mau loe sakit.” Suara
Seva bergetar. Air mata yang akan menetes masih ditahannya.
“Bulshit
tau gak sih loe? Loe emang musuh dalam selimut, pergi dari hidup gue!”
mini melangkah pergi dengan air mata membasahi pipinya.
“Min
tunggu Min!’ Seva mencoba menahan mini. Tapi tubuhnya lemas, semua
sarafnya seakan mati. Otaknya tak dapat berpikir, air matanya mulai tak
terbendung. Semua dirasanya sakit. Dia sendiri d ikamar mandi cewek,
memikirkan apa yang harus dia lakukan, memikirkan apa yang terjadi
setelah ini? Adsyah, veve, mini, uri dan kedatangan hazel yang
sepertinya memperkeruh hubungan mereka. “three Angels udah hancur”
terdengar suara lemah dari mulutnya.
Terbayang semua memorinya
akan three angels, saat mereka makan es krim bersama, bernyanyi di kamar
seva dengan suara yang super berantakan, menggunakan accecoris kembar,
berkemah di halaman belakang rumah uri, memanjat genteng rumah mini dan
ber pajamas party setiap libur panjang. Pipinya basah. Persahabatan yang
telah dirajutnya sejak kelas 3 SD harus hancur karena kakak Seva
sendiri.
~^^~
Seva semakin menjauhi hazel, tangis yang
setiap hari menghampirinya. Seva yang semakin tertutup, tanpa keceriaan
dan tawanya lagi semua hambar. Hanya itu yang diarasakan hazel dan
Adsyah kakaknya. tak ada lagi Honda jazz merah yang selalu terparkir di
halaman rumahnya. Begitu pula mini, penampilannya kembali dekil,
prestasinya anjlok, kembali diam dan frustasi. Hazel yang merasa ada
yang berbeda dalam hidupnya tak mungkin tinggal diam. Malam ini hazel
mengajak Seva ke taman di daerah komplek rumahnya. Hati seva gusar. Apa
hazel akan menyatakan cintanya ke seva? Lalu apa yang harus seva katakan
ketika kalimat “I LOVE U” keluar dari mulut hazel? Akankah ia menolak
cowok pertama yang berhasil membuatnya jatuh bangun? Ah bodo amat. pikir
seva. Seva mengenakan baju seadanya. Tanpa pilih-pilih seperti saat
hazel akan menjemputnya untuk jalan sebelumnya.
Ia hanya
mengenakan jean panjang dipadu tengtop ungu dengan blus kotak-kotak
lengan ¾ kedodoran kesayangannya. Rambutnya diikat dengan poni serong
kesamping. Dan tak lupa tas selempang batiknya. Berbeda dengan hazel
yang terlalu pilih-pilih baju malam ini. Akhirnya jeans ketat dan kaos
hitam lengan sambungan menjadi pilihannya. Anehnya rambutnya kembali
diberi gel seperti saat pertama ia masuk ke SMA tempat Seva dan kedua
sahabatnya sekolah.
Seva berangkat berjalan kaki karena ternyata
adsyah tak berada di kamarnya “ah deket ini, mungkin kakak jalan sama
kak veve” pikir Seva sebelum akhirnya cabut ke taman daerah komplek
rumahnya. Berdiri seorang cowo dibawah salah satu pohon besar di taman
tersebut. Pasti itu Hazel. Pikir Seva. Tapi kenapa beda? Rambutnya agak
panjang dibiarkan berantakan, wajahnya tak Nampak jelas karena taman
remang remang. Jeans hitam dengan blus kotak-kotak abu-abu hitam lengan
panjang yang ditekuk tekuk sampai ke siku. Wow kenapa hazel jadi sekekar
itu? Bentuk tubuhnya menarik melebihi kak adsyah, kenapa tangannya tak
masuk ke saku celana seperti yang biasanya dilakukan hazel? Dari jauh
cowok ini malah asik memainkan kunci mobil sambil menatap jauh ke
rerumputan. Sedang punggungnya bersandar ke pohon tersebut. Lalu mana
hazel? Langkah Seva terhenti saat menyadari bahwa yang berdiri di dekat
pohon adalah orang yang pernah dikenalnya. Kak Zillan. Yah kakak kelas
Seva waktu di SDN 5 Jakarta Selatan sekaligus cowo yang pertama kali
cium pipinya di Ultah seva yang ke 12. Kak Zillan kan cinta monyet
pertama seva. Pretasinya yang gak turun-turun yang bikin Seva ngefans
sama cowok keturunan indo-jerman itu.
“Kak Zillan? Ini bener kakak?” Seva lari dan langsung peluk Zillan erat-erat. Tercium parfum zillan yang cowok banget.
“iya
ini kak Zillan, kamu makin cakep putri kecilku” kembali zillan rengkuh
Seva jatuh dalam pelukannya dan menangis sesenggukan. “Aku sepupu Hazel”
suara kak zilan pelan.
“apa? Kak Zillan sepupu Hazel?” saat seva
masih belum bisa berfikir apa yang sebenernya terjadi muncul kak adsyah
dari balik pohon.
“iya sevaku sayang, sebenernya hazel dan zillan
balik ke Jakarta bareng dan berencana nerusin sekolahnya di Jakarta.
Semua ini udah kita rencanain mateng-mateng tanpa sepengetahuan kamu.
Sebenernya hazel deketin kamu Cuma buat check gimana kamu yang udah
dewasa ini, dan sebenernya semua bunga, coklat dan barang-barang lain
murni pemberian kak zilan yang dititipin ke hazel buat dikasiin ke
kamu.” Jelas Adsyah panjang lebar, sedang Seva masih dengan tampang
cengoo di depan kak zillan dan kakaknya.
“jadi sebenernya hazel
sukanya sama mini. Dan kamu tau, kamu mirip adek hazel yang meninggal
beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan motor, itu yang bikin hazel
sayang kamu. Dia anggap seakan kamu adeknya. Caramu ketawa, ngomong dan
semua tingkah kekanak-kanakanmu mirip kaya Akila adek Hazel my beautiful
fairy” lanjut kak Zilan mengacak sayang rambut Seva. (apa hati seva
sakit? Gimana sama hazel? Cinta seva buat hazel mungkin Cuma sesaat,
setelah tau hazel sayang mini dan tentunya seva relain sahabatnya
bahagia dengan hazel. lagian sekarang seva merasakan rasa sayang yang
lebih kepada kak zillan cinta monyetnya yang harus pindah ke jerman 5
tahun yang lalu)
“jadi apa kamu bener-bener sayang sama hazel?”
Tanya kak Zillan serius dengan tatapan elang yang masih sama sebelum ia
diharuskan pindah ke jerman 5 tahun lalu. Seva menggeleng kuat-kuat.
Kembali seva jatuh kedalam pelukan kak Zillan yang sekarang tumbuh
menjadi seorang cowok yang mungkin sangat diidamkan seva.
“Eits… apa janji kita? Gak boleh pegang pegang adek gue!” kak adsyah melepaskan pelukan hangat kak zillan.
“yaelah elu syah, kangen tau” jawab kak zillan ketus sambil kembali akan merengkuh seva.
“kangen?
Nih peluk gue?” jawab Adsyah bercanda. Mereka tenggelam dalam tawa.
Mungkin ini jalan dari Allah, hazel dengan mini dan kak zillan kembali
ke Indonesia. Emang bener ya? Jodoh gabakal kemana. Haha kalo kak zillan
ajak gue kawin sekarang Ayo aja kak langsung ke KUA haha, Pikir Seva.
“well, kemana Hazel?” Tanya seva sedang matanya ke pojok-pojok taman mencari sosok hazel.
“Oh ya? Bukannya hazel dirumah mini buat nembak dia sekarang?” adsyah baru ingat
“Kalo
gitu langsung aja cabut kerumah mini yuk?” mereka berjalan menuju mobil
pajero sport warna putih milik kak zillan. Mobil yang disetir kak
zillan melaju kencang menuju rumah mini dan sudah dilihatnya mini dan
hazel di halaman rumah yang hanya diterangi beberapa lampu.
“Jadi
lo suka sama gue? Gue masih gak habis pikir kenapa loe bisa ngelakuin
ini semua? Loe pingin gue mati?” pertanyaan mini beruntun. Kak zillan,
mas adsyah dan Seva turun dari mobil dan menghampiri hazel yang
sepertinya butuh bantuan menjelaskan semuanya.
“semua bener mini, gue juga dikerjain tu sama hazel, mas adsyah sama kak Zillan” suara Seva dari kejauhan.
“Seva? Hah? Kak zillan?” mini makin bingung.
“iya
mini, hazel beneran sayang loe, selama ini dia deketin Seva Cuma karena
seva mirip dengan almarhumah adek hazel. Dan gue adalah sepupu hazel”
jawab kak zillan.
“haha sorry ya min kita gak bermaksut kerjain
loe kok. Kita Cuma mau kasih surprise atas kedatangan hazel dan zillan
ke Indonesia” terang kak adsyah.
“Seva? Loe gak marah hazel suka
sama gue?” sekarang yang ada dipikiran mini hanya Seva yang mungkin
telah sakit atas kata-katanya di toilet cewek.
“calm down sweetie, gue kan sekarang punya kak zillan hehe” seva cengengesan
“Seva maafin gue ya?” air mata mini mulai merebak
“Yes
oke swettie gue tau gimana perasaan loe kemarin” seva berbesar hati.
Mini menatap hazel lekat-lekat. Cowok yang bisa membuatnya menyayangi
hazel melebihi apapun.
“Jadi ini semua kerjaan loe zel? Jahat loe
sama gue, gue ham…” Mini tak sempat meneruskan kalimatnya yang terakhir
karena bibir hazel telah mendarat mulus di atas bibir mini. Seva yang
juga ikut salting memeluk kak zillan erat
“eh, anak kecil maen peluk-peluk. Belom waktunya! Lepas lepas” kak adsyah melepas pelukan seva.
“eh
kak zillan maaf ya kak? Kirain seva kak zillan itu kak adsyah, tadi
seva sebenernya seva mau peluk kak adsyah hehe” seva cengengesan
“alah ngeles!” Adsyah dan zillan mengacak manja rambut seva.
“gue
tau loe pasti bakal jawab iya kalo gue nembak loe min” hazel angkat
bicara setelah adegan ciuman dadakannya berhasil bikin mini mencair.
Mini masih mematung dan gak bisa bilang apa-apa. Kini ia peluk cowo
dihadapannya erat-erat. “HAZEL GUE SAYANG LOE!!!!” teriak mini membelah
angkasa. Ia ingin bulan juga mendengarkan teriakan bahagianya malam ini.
(nah,
gimana part 2nya? Keren? Tapi belom selesai nih, gimana kelanjutan
cerita keluarga Uri? Nantikan part 3nya guys :D) with love: Ziiza^^