Jumat, 27 April 2012

Three Angels part II (love never ends)

                Ini dia part duanya keluar J buat tata @Utita Nurrosyada Hilmi cepet sembuh ya sayaang? :* jangan sakit L oke guys check this out :D

 “Nama gue Krisna Hazel Algretto, kalian boleh panggil gue hazel. Gue pindahan dari jerman. Thanks”  “wow! Cakep amat,” “Gila itu badan ala petinju aje” “wew cool abis! itu orang apa malaikat sih?” suara riuh cewek cewek mulai terdengar dari pojok pojok kelas X-2. “Bangku disebelah gue nganggur nih” terdengar suara melengking khas manda dari pojok ruangan. Semua heboh terkecuali Uri dan Mini. Uri hanya tenggelam dalam lamunannya, dan Mini memandang luar kelas dengan pandangan fokus tak berujung.
“Hazel silakan duduk dibangku kosong yang ada untuk sementara. Boleh duduk disebelah mini. karena Seva masih sakit, nanti biar ibu carikan bangku kosong yang lain” Perintah Bu. Emma guru bahasa Indonesia mereka yang baru 3 bulan lalu menikah.
Cowo berpostur tinggi hmm, cukup atletis *tapi tak sebagus tubuh adsyah*dengan wajah cukup meyakinkan kini menuju ke bangku kosong disebelah bangku mini.
“Hei, gue hazel” sapa hazel dingin
“gue tau” jawab Mini lebih dingin
“Jutek amat”
“Bodo!” sahut mini ketus.
 Tok tok tok..  Berdiri seorang cowo dengan adik perempuannya dengan wajah pucat.
“permisi Bu, saya mau antar Seva, maaf terlambat dia baru kemaren malem keluar Rumah Sakit” jelas Adsyah.
“Apaan sih? Gue gak papa. Udah sono balik ke kelas loe! Dasar bekicot sok care :p” Seva mengambil ranselnya yang tadi di pegang adsyah.
“Loe tu sakit semprul, sok sehat banget sih. Gamau dibantu yaudah”
“Hum hum.. silakan masuk Seva” Suara bu Emma memecah suasana panas mereka.
“Saya duluan bu, heh baik-baik lu sleketep!” Adsyah berlalu ke kelasnya, setelah berhasil bikin adiknya diketawain makhluk sekelas dengan panggilan “sleketep”nya itu. Sedang Seva melangkah gontai masuk ke dalam kelas.
“loh? Ini kan bangku gue?” matanya menatap hazel lekat-lekat. Ia merasa ada yang ganjal dalam dirinya, saat hazelpun memberikan tatapan lurus yang sama ke matanya.
“oh, ini bangku loe? Yaudah biar gue duduk dibelakang” hazel mengambil tasnya dan berdiri.
“gak usah, biar gua yang ke belakang, loe anak baru kan?” Seva melangkah menuju bangku paling belakang yang baru saja dibawa masuk kelas oleh petugas sekolah. Kini gilran mini yang menatap tajam mata seva dengan pandangan sayu.
~^^~

 Seva menjatuhkan tubuhnya empuk tepat diatas kasur berseprei spongebob. Di kamar Adsyah. “apa bener kata orang? persahabatan 3 cewek itu gak bakal bisa bertahan lama. Terus apa arti kata Three Angels yang kita bertiga bikin buat satuin hubungan kita? Tiga malaikat yang akan selalu jadi satu.” Seva tenggelam dalam lamunannya.
 “woy! Ngelamun teruss!! ngapain loe anak kecil kesini? This’s forbidden room you know!”
 “Weleeh weleh, mbah dukun kentir! Kamar ginian, semua kuning dibilang Forbidden room. Kaya kamar orang baru kawin kemaren sore haha” Seva ngakak, kena lagi adsyah ke perangkapnya.
“Udah deh, loe mau apa? Pasti ada maunya kan? Jangan bilang loe mau cerita tentang anak baru bernama bule berotak tempe itu? Loe suka sama dia? Haha” hanya satu tujuannya, “Hazel” sebuah bantal bergambar spongebob melayang empuk di wajah Adsyah.
“Mbahmu suka!” semprot Seva
“tapi tadi gue lihat loe deketan mulu sama hazel pas istirahat, mesra amat?”
“gundulmu mesra! heh kadal jelek jarang mandi, gue cuma ngobrol tadi, udah deh gua mau cerita tentang uri” wajah Adsyah berubah serius dan seva bangun dari perbaringannya.
“Gak mungkin cuma karena hubungan three angels yang gak harmonis, Uri bisa berubah sampe segitunya. Loe tau tadi dia dipanggil BP lagi?” perbincangan mereka kali ini berlanjut serius. Tak biasanya adsyah seserius ini. Dia menceritakan gosip panas disekolah yang hangat-hangatnya jadi perbincangan.
Kakak uri yang juga teman ngegame Adsyah di facebook kecelakaan. Dia menjadi korban tabrak lari beberapa hari lalu, saat hendak menjemput mamanya di bandara. Orang tua uri saling menyalahkan atas kecelakaan ini. Daksa harus dioprasi segera karena sampai sekarang dia belum sadarkan diri. Parahnya lagi kondisi keuangan keluarga uri yang semakin kritis karena ayahnya tertuduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan.
“ayo ikut gue ke rumah sakit tempat kak daksa dirawat sekarang” Seva menarik lengan kakanya, adsyah menurut. raut kecemasan terlihat jelas di wajahnya.
~^^~

Tersebar selebaran berisi pengumpulan dana sumbangan untuk siswa SMA yang menjadi korban tabrak lari. Ia harus secepatnya dioprasi dan tak lain kak Daksa. Tertempel beberapa advertisement mengenai hal yang sama. Tak lain Seva yang melakukannya. Ia mengumpulkan beberapa dana dari teman-teman sesekolahnya untuk membantu dana operasi kak daksa. Ia yakin dana yang ia kumpulkan nanti tak akan akan dengan mudah mencukupi segala biaya yang dibutuhkan untuk kesembuhan daksa. Namun hanya ini yang dapat ia lakukan untuk membantu kakak sahabatnya itu.
“Nah, ini dia selembaran terakhir yang harus gue pasang di tempat strategis. Dimana lagi ya? Kamar mandi udah, kantin udah, madding udah, lapangan udah, semua udah. Terus ini tinggal satu ditempel dimana?” matanya mencari satu tempat lagi untuk menempalkan satu selebaran ini.
“Perpustakaan” Cowo berpostur tinggi  agak kerempeng, berkulit putih, bermodel rambut rapi dengan gel berdiri dibelakanganya. Dua tangannya masuk kedalam saku celana dan kini ia berjalan sejajar dengan Seva.
“loe? Ngapain disini? Tanya seva sambil mempercepat langkahnya.
“Butuh bantuan? Anggep aja ini tanda trimakasih sekaligus permintaan maaf gue karena bangku loe tadi gue ambil” lagi lagi cowo ini berhasil mensejajarkan langkahnya dengan seva.
“gak usah makasih. Lagian gue jarang duduk belakang. Maaf gue sibuk.” Ia berlari menuju perpustakaan disebelah kamar mandi cewek. Namun Hazel berhasil merengkuh tangannya. Tentu saja tenaga seva tak sebanding dengan tenaga hazel. Badannya tertarik kebelakang dan hampir ia terjatuh dalam rengkuhan hazel. Mata Hazel menatap tajam mata cewe manis  didepannya, begitu pula dengan seva. Jantungnya berdegup tak karuan. Baru kali ini seva mengalami hal senaif itu. “oh god apa wajah gue sekarang berminyak?” pikir seva dalam hati.
“maaf, gua cuma mau bantuin loe. Lagian itung-itung ini usaha amal gue juga kali” hazel melepaskan tangan Seva yang mulai memerah
“oke, kalo loe emang mau bantuin gue sama kak adsyah, loe boleh gabung. Tar biar gue yang bilang ke kakak gue.” Jawab seva pelan. Ia berjalan menjauhi hazel karena tak ingin cowo itu mendengar suara jantungnya yang teriak minta keluar.
“biar gue yang tempel” hazel mengambil selebaran di tangan Seva. Seva hanya mematung. Ia mencoba menata detak jantungnya.
“gimana kalo pulang sekolah kita kerumah gue?” Tanya hazel sambil tengah menempel selebaran di tembok depan perpustakaan.
“hah? Ngapain?” lagi lagi jantungnya berusaha melompat.
“kita bisa cari dana sumbangan lewat dunia maya kan? Mungkin kita taruh di facebook, twitter, blog atau sarana sosial lainnya. Dengan gitu malah orang diluar sana yang simpati dengan keadaan anak SMA ini, bisa ikut ngasih dana. Iya gak sih?” hazel menoleh kearah Seva yang berdiri dibelakangnya dan dilihatnya Seva hanya mematung menatapnya lekat.
“hum.. ide bagus, oke deh. Kita juga bisa tempel foto kak daksa yang gue sempat ambil di rumah sakit kemaren biar orang-orang lebih percaya. Well gue boleh ajak kakak gue?” Tanya seva. “jangan dong, mana mungkin gue mau ajak si adsyah di acara kaya gini? Haha” ocehnya dalam hati.
“hum, kalo emang loe pengen, boleh aja sih. Tapi gue pengen loe orang pertama yang dateng ke rumah gue” jawab hazel penuh senyum malaikat. *kalo gue jadi seva gue bakal langsung terbang. Eittss apa’an nih? Gombal apa gombal?*
“haha gombal banget sih loe” seva memukul manja lengan hazel. Hazel sok kesakitan. Yaelah pukulan cewek ini. Keliatannya suasana mulai cair nih.
Hazel dan seva berdiri didepan rumah hazel. Setelah seva mengantongi izin dari adsyah tentunya. Eitts tunggu ini rumah hazel bukan sih? “hah? Ini kan rumaah…” seva tak melanjutkan pikirannya.
“hazel? Ini rumah loe?” Tanya seva sambil mengamati rumah bercat orange emas didepannya. Ia sepertinya mengenal rumah ini.
“bukan, *oh bukan rumah hazel ternyata* ini rumah tante gue. bokap nyokap tinggal di jerman. Tapi gue lahir di Indonesia sih, pernah tinggal di Surabaya dan gue pindah ke jerman pas gue kelas 6.” Ceritanya pada seva sambil menggandeng tangan cewek itu masuk ke dalam rumah.
“oh” jawab Seva pendek sambil terus mengamati seisi ruangan. Bahkan ia tak sadar bahwa tangannya sedang berada dalam genggaman hazel.
~^^~

Makin hari makin banyak aja cewe yang ngantri buat kenalan sama hazel. Wow? Belom pernah adakah sebelumnya cowo semenarik hazel? Tak terkecuali manda. Dia yang paling uring-uringan buat narik perhatian cowo berkulit putih ini. Bel istriahat berbunyi belum sampai semenit yang lalu, namun sekarang posisi manda tengah berdiri tepat di depan bangku hazel dan mini.
“hei dude, ke kantin yuk? Gue traktir deh” manda duduk manis di meja Mini. Gimana emosi mini gak ke ubun-ubun? Dia lagi sibuk rekap PR fisika yang belom sempat dia kerjain kemaren malem dan manda duduk tepat diatas buku PRnya.
“Heh nona ratu sejagad! Mata loe sebenernya dimana sih? Mendingan lu taruh mata loe itu di pantat deh. Dasar cewek ganjen. Dan loe hazel, mending loe pergi dari bangku gue, loe pikir bangku gue apa? Masih jam 6 pagi cewek cewek udah ngantri di bangku gue. Gue gak mau bagiin BLT tau!” semprot Mini.
“loe kalo gak suka omong aja baik baik. Bilang aja loe jealous kan?” hazel berdiri dari bangkunya. Menatap mana mini dalam dalam.
“ha? Sorry ya? Cemburu sama loe? Gua gak suka tipe cowok yang obral gombal ke semua cewe. Najis!” mini yang masih sakit hati dengan adsyah ternyata tak terpengaruh dengan ketampanan cowo yang ini.
“loe juga jangan sok. Lagian urusin tu penampilan loe, rambut kummel, muka berminyak, apa jangan-jangan seragam loe gak pernah di setrika ya? Haha” hazel berdiri di depan mini, teman-temannya membentuk lingkaran hampir sempurna mengelilingi mereka. PLAKK!!! Satu tamparan melayang ke pipi sebelah kanan hazel. Warna merah membekas di pipinya. Menimbulkan beberapa jeritan dari cewe-cewe penggemarnya.
“watch your mouth! Gua paling gak suka cowo yang sok ngomentarin penampilan gue! This is my life! Lagian liat rambut loe, gak beda sama rambut pengamen di pinggir jalan. Jabrik kaya landak tau gak!” mini melangkah menerobos gerombolan yang tadi melingkar mengelilinginya, diikuti derai tawa cewek cewek melihat memerahnya wajah hazel sekarang. Berita itu segera menyebar ke seluruh penjuru sekolah.
~^^~

Adsyah dan adiknya Seva sedang main PS diruang tengah. Yah besok week end jadi mereka bisa maen game sepuasnya.
“mas? Besok siang gue diajak hazel buat jengukin kakak uri trus pulangnya kita makan siang dulu. Boleh ya?” Seva membuka suara.
“ha? Jalan? Ngga!!”
“aah.. ayolah mas, lagian mama udah ngasih ijin. Gue gabakal pulang kesiangan deh, ya?”
“ngga! Lagian gue gasuka loe deket-deket sama bule gak jelas itu! Baru seminggu dia sekolah, dia udah dicalonin jadi ketua osis, dia udah masuk tim inti basket dan dia gabung ke grup band gue di sekolah. Rese kan? Pokonya gue gak suka”
“wahwah, jadi ada yang ngerasa punya saingan baru nih” Seva ngeledek. Adsyah mencibir. “Pokoknya besok jam 8 gue berangkat.” Seva berlari ke kamar setelah melempar satu kulit kacang ke rambut kakaknya.
Seva sudah siap untuk jalannya hari ini. Blus lengan ¾ warna putih dipadu dengan blue jean terlihat manis di tubuhnya. Rambutnya yang lurus sepinggang ia biarkan terurai dengan jepitan biru muda di sebelah kiri. Jam tangan berwarna dark blue melingkar di tangan kirinya. *apa ini yang disebut ngedate?* pikirnya dalam hati. Tapi suara klakson mobil dengan segera membuyarkan lamunannya.
Seorang cowo melambaikan tangan kearah seva. Tak lain adalah hazel. Kaos dark black ketat melingkar dibadannya, sehingga lekukan tubuhnya terlihat jelas. ia sedikit terlihat maco daripada saat ia menggunakan seragam sekolah. Wow ada yang beda dari hazel. Apa ya? Oh, rambut hazel baru loh. Kini rambutnya tak terlihat basah dengan gel. Rambutnya dry, kering, mengembang seperti roti setelah kalian tambahkan pengembang ke adonannya. Tetap “jabrik” tapi tak separah kemarin, ujung-ujungnya lebih pendek, lebih rapi tentunya. Rambut daerah atas telinga dibagian kanan kiri lebih pendek dari bagian yang lainnya. Hum? Kalian tau penampilan kibum oppa saat pertama kali teaser Suju keluar? Ya kurang lebih seperti itu. -,- (apa masih seperti landak? Yaa mungkin. Wow? Apa perubahan rambut hazel ada hubungannya dengan cekcoknya dengan mini kemarin?) “Sudah siap?” tanyanya dari dalam mobil. “Sipp” Seva berlari kecil kecil kearah mobil hazel. Dimulai dari jalan pertama mereka, hubungan hazel dan seva semakin dekat. Jalan ke mall, nonton film, beresin tugas bareng, makan siang, ke toko buku langganan Seva, sampai beli accecoris cewek barengan (jangan sampe daleman lah ya? LOL) apalagi setiap jalan hazel selalu bawa bunga, coklat atau barang-barang kecil lainnya buat Seva. *Mau :D romantis yaa?
Mungkin Seva mulai membuka hatinya untuk cowo. Apalagi cowo sebaik hazel. Namun disisi lain, keadaan mini juga ikut berubah karena kedatangan Hazel. Tepat sehari setelah pertengkaran heboh mereka di kelas, sedikit demi sedikit penampilan mini kembali seperti mini yang lama. Bahkan hari ini mini berpenampilan secerah saat ia masih merasakan cintanya yang berbunga untuk Adsyah. Rambutnya yang bergelombang hanya di bagian bawah ia biarkan terurai dengan bando orange di kepalanya. Accecoris penambah aksen ceria kembali ia kenakan, dan satu lagi, bedak? Ya sepertinya mini menggunakan bedak atau semacam pelembab pagi ini. *kok tau? Tau lah! Wajahnya gak seberminyak saat pertengkaran sengitnya dengan hazel terjadi di kelas X-2
“Abis kesambet apa lu? Tumben gak dekil lagi?” Tanya hazel sengit saat berpapasan dengan Mini di gerbang sekolah.
“udah deh, gak usah rese, lagian gue capek tengkar ama loe terus.” Jawab mini sedikit lebih ramah dari seminggu lalu saat hazel baru menginjak sekolahnya. *heihei gak ada yang tau ya? Sebenernya hati mini degdeg seru loh. Mini jatuh cinta sama hazel? Yap bener banget. Apalagi setelah hazel mengantarnya ke UKS pas mini panas kemaren lusa* gak kerasa mereka jalan beriringan ke kelas. Dan selama itu juga hati hazel hampir mutasi dari tempatnya. *aduh bingung deh, hazel sebenernya suka siapa? MINI OR SEVA? Atau hazel sebenernya BUAYA DARAT?
~^^~

Uang yang dikumpulkan hazel, adysah dan seva hampir mencapai setengah biaya yang dibutuhkan untuk operasi patah tulang kak daksa. Untuk yang kesekian kalinya Seva dan Hazel menghabiskan waktu mereka bersama. Sekitar pukul 9 hari minggu, Honda Jazz merah milik hazel berhenti tepat dirumah mini. Seorang cewek telah menunggu di depan gerbang. Seorang cowok yang tak lain adalah pemilik mobil tersebut turun dan membukakan pintu untuk cewek yang telah menunggunya. Oh ya tak lupa seperti biasa setangkai bunga mawar merah mekar hazel berikan untuk Seva.
Namun sepertinya tak hanya mereka yang berada di depan rumah. Mini yang saat itu juga berada di depan rumahnya yang hanya berjarak 3 blok dari rumah seva melihat kemesraan mereka dengan hati yang kembali hancur lebur. Air mata sukses menetes dari pelupuk matanya dan segera ia berlari masuk ke rumahnya.
~^^~

“Mau lo sebenernya apa? Dasar penghianat! Munafik! Nusuk temen dari belakang!” Emosinya ber api-api.
“maksut loe apa Min?” Cewek didepannya masih gak ngerti apa yang terjadi
“Haha Seva Seva, Sahabat gua yang manis, dua kali loe nusuk gue dari belakang! Pertama, kenapa loe gak bilang dari awal kalo adsyah udah punya cewek dan loe biarin gua terlanjur sayang sama kakak loe yang sok itu!” kini seva tau apa yang membuat hubungan persahabatannya dengan ketiga sahabatnya hancur.
“dan sekarang, loe tau siapa yang bikin gue berhasil bangkit dari keterpurukan gue karena Adsyah?” Mini menatap tajam mata Seva
“Ngga” jawab seva pelan
“Hazel!” jawab mini tegas. Seva gak tau harus jawab apa, yang jelas dia tau hatinya seperti piring yang dia jatuhkan kemarin, hancur, pecah, cowo yang berhasil bikin dia jatuh cinta ternyata juga cowo yang ditaksir oleh sahabatnya.
“Cowo yang juga loe suka kan? Gua bangkit demi dia, dia yang behasil bikin gua gak nangis lagi. Tapi setelah gua berubah dan balik kaya dulu. Loe malah nusuk gue dari belakang buat kedua kalinya dengan cara rebut hazel dari gue. Mau loe apa? Loe mau bunuh gue pelan pelan?” suara mini melemah, satu demi satu air mata mengalir dari matanya.
“gu gu gue gak bermaksut nutupin kalo adsyah udah punya cewek dari loe min, gue Cuma gak mau loe sakit.” Suara Seva bergetar. Air mata yang akan menetes masih ditahannya.
“Bulshit tau gak sih loe? Loe emang musuh dalam selimut, pergi dari hidup gue!” mini melangkah pergi dengan air mata membasahi pipinya.
“Min tunggu Min!’ Seva mencoba menahan mini. Tapi tubuhnya lemas, semua sarafnya seakan mati. Otaknya tak dapat berpikir, air matanya mulai tak terbendung. Semua dirasanya sakit. Dia sendiri d ikamar mandi cewek, memikirkan apa yang harus dia lakukan, memikirkan apa yang terjadi setelah ini? Adsyah, veve, mini, uri dan kedatangan hazel yang sepertinya memperkeruh hubungan mereka. “three Angels udah hancur” terdengar suara lemah dari mulutnya.
Terbayang semua memorinya akan three angels, saat mereka makan es krim bersama, bernyanyi di kamar seva dengan suara yang super berantakan, menggunakan accecoris kembar, berkemah di halaman belakang rumah uri, memanjat genteng rumah mini dan ber pajamas party setiap libur panjang. Pipinya basah. Persahabatan yang telah  dirajutnya sejak kelas 3 SD harus hancur karena kakak Seva sendiri.  
~^^~

Seva semakin menjauhi hazel, tangis yang setiap hari menghampirinya. Seva yang semakin tertutup, tanpa keceriaan dan tawanya lagi semua hambar. Hanya itu yang diarasakan hazel dan Adsyah kakaknya. tak ada lagi Honda jazz merah yang selalu terparkir di halaman rumahnya. Begitu pula mini, penampilannya kembali dekil, prestasinya anjlok, kembali diam dan frustasi. Hazel yang merasa ada yang berbeda dalam hidupnya tak mungkin tinggal diam. Malam ini hazel mengajak Seva ke taman di daerah komplek rumahnya. Hati seva gusar. Apa hazel akan menyatakan cintanya ke seva? Lalu apa yang harus seva katakan ketika kalimat “I LOVE U” keluar dari mulut hazel? Akankah ia menolak cowok pertama yang berhasil membuatnya jatuh bangun? Ah bodo amat. pikir seva. Seva mengenakan baju seadanya. Tanpa pilih-pilih seperti saat hazel akan menjemputnya untuk jalan sebelumnya.
Ia hanya mengenakan jean panjang dipadu tengtop ungu dengan blus kotak-kotak lengan ¾ kedodoran kesayangannya. Rambutnya diikat dengan poni serong kesamping. Dan tak lupa tas selempang batiknya. Berbeda dengan hazel yang terlalu pilih-pilih baju malam ini. Akhirnya jeans ketat dan kaos hitam lengan sambungan menjadi pilihannya. Anehnya rambutnya kembali diberi gel seperti saat pertama ia masuk ke SMA tempat Seva dan kedua sahabatnya sekolah.
Seva berangkat berjalan kaki karena ternyata adsyah tak berada di kamarnya “ah deket ini, mungkin kakak jalan sama kak veve” pikir Seva sebelum akhirnya cabut ke taman daerah komplek rumahnya. Berdiri seorang cowo dibawah salah satu pohon besar di taman tersebut. Pasti itu Hazel. Pikir Seva. Tapi kenapa beda? Rambutnya agak panjang dibiarkan berantakan, wajahnya tak Nampak jelas karena taman remang remang. Jeans hitam dengan blus kotak-kotak abu-abu hitam lengan panjang yang ditekuk tekuk sampai ke siku. Wow kenapa hazel jadi sekekar itu? Bentuk tubuhnya menarik melebihi kak adsyah, kenapa tangannya tak masuk ke saku celana seperti yang biasanya dilakukan hazel? Dari jauh cowok ini malah asik memainkan kunci mobil sambil menatap jauh ke rerumputan. Sedang punggungnya bersandar ke pohon tersebut. Lalu mana hazel? Langkah Seva terhenti saat menyadari bahwa yang berdiri di dekat pohon adalah orang yang pernah dikenalnya. Kak Zillan. Yah kakak kelas Seva waktu di SDN 5 Jakarta Selatan sekaligus cowo yang pertama kali cium pipinya di Ultah seva yang ke 12. Kak Zillan kan cinta monyet pertama seva. Pretasinya yang gak turun-turun yang bikin Seva ngefans sama cowok keturunan indo-jerman itu.
“Kak Zillan? Ini bener kakak?” Seva lari dan langsung peluk Zillan erat-erat. Tercium parfum zillan yang cowok banget.
“iya ini kak Zillan, kamu makin cakep putri kecilku” kembali zillan rengkuh Seva jatuh dalam pelukannya dan menangis sesenggukan. “Aku sepupu Hazel” suara kak zilan pelan.
“apa? Kak Zillan sepupu Hazel?” saat seva masih belum bisa berfikir apa yang sebenernya terjadi muncul kak adsyah dari balik pohon.
“iya sevaku sayang, sebenernya hazel dan zillan balik ke Jakarta bareng dan berencana nerusin sekolahnya di Jakarta. Semua ini udah kita rencanain mateng-mateng tanpa sepengetahuan kamu. Sebenernya hazel deketin kamu Cuma buat check gimana kamu yang udah dewasa ini, dan sebenernya semua bunga, coklat dan barang-barang lain murni pemberian kak zilan yang dititipin ke hazel buat dikasiin ke kamu.” Jelas Adsyah panjang lebar, sedang Seva masih dengan tampang cengoo di depan kak zillan dan kakaknya.
“jadi sebenernya hazel sukanya sama mini. Dan kamu tau, kamu mirip adek hazel yang meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan motor, itu yang bikin hazel sayang kamu. Dia anggap seakan kamu adeknya. Caramu ketawa, ngomong dan semua tingkah kekanak-kanakanmu mirip kaya Akila adek Hazel my beautiful fairy” lanjut kak Zilan mengacak sayang rambut Seva. (apa hati seva sakit? Gimana sama hazel? Cinta seva buat hazel mungkin Cuma sesaat, setelah tau hazel sayang mini dan tentunya seva relain sahabatnya bahagia dengan hazel. lagian sekarang seva merasakan rasa sayang yang lebih kepada kak zillan cinta monyetnya yang harus pindah ke jerman 5 tahun yang lalu)
“jadi apa kamu bener-bener sayang sama hazel?” Tanya kak Zillan serius dengan tatapan elang yang masih sama sebelum ia diharuskan pindah ke jerman 5 tahun lalu. Seva menggeleng kuat-kuat. Kembali seva jatuh kedalam pelukan kak Zillan yang sekarang tumbuh menjadi seorang cowok yang mungkin sangat diidamkan seva.
“Eits… apa janji kita? Gak boleh pegang pegang adek gue!” kak adsyah melepaskan pelukan hangat kak zillan.
“yaelah elu syah, kangen tau” jawab kak zillan ketus sambil kembali akan merengkuh seva.
“kangen? Nih peluk gue?” jawab Adsyah bercanda. Mereka tenggelam dalam tawa. Mungkin ini jalan dari Allah, hazel dengan mini dan kak zillan kembali ke Indonesia. Emang bener ya? Jodoh gabakal kemana. Haha kalo kak zillan ajak gue kawin sekarang Ayo aja kak langsung ke KUA haha, Pikir Seva.
“well, kemana Hazel?” Tanya seva sedang matanya ke pojok-pojok taman mencari sosok hazel.
“Oh ya? Bukannya hazel dirumah mini buat nembak dia sekarang?” adsyah baru ingat
“Kalo gitu langsung aja cabut kerumah mini yuk?” mereka berjalan menuju mobil pajero sport warna putih milik kak zillan. Mobil yang disetir kak zillan melaju kencang menuju rumah mini dan sudah dilihatnya mini dan hazel di halaman rumah yang hanya diterangi beberapa lampu.
“Jadi lo suka sama gue? Gue masih gak habis pikir kenapa loe bisa ngelakuin ini semua? Loe pingin gue mati?” pertanyaan mini beruntun. Kak zillan, mas adsyah dan Seva turun dari mobil dan menghampiri hazel yang sepertinya butuh bantuan menjelaskan semuanya.
“semua bener mini, gue juga dikerjain tu sama hazel, mas adsyah sama kak Zillan” suara Seva dari kejauhan.
“Seva? Hah? Kak zillan?” mini makin bingung.
“iya mini, hazel beneran sayang loe, selama ini dia deketin Seva Cuma karena seva mirip dengan almarhumah adek hazel. Dan gue adalah sepupu hazel” jawab kak zillan.
“haha sorry ya min kita gak bermaksut kerjain loe kok. Kita Cuma mau kasih surprise atas kedatangan hazel dan zillan ke Indonesia” terang kak adsyah.
“Seva? Loe gak marah hazel suka sama gue?” sekarang yang ada dipikiran mini hanya Seva yang mungkin telah sakit atas kata-katanya di toilet cewek.
“calm down sweetie, gue kan sekarang punya kak zillan hehe” seva cengengesan
“Seva maafin gue ya?” air mata mini mulai merebak
“Yes oke swettie gue tau gimana perasaan loe kemarin” seva berbesar hati. Mini menatap hazel lekat-lekat. Cowok yang bisa membuatnya menyayangi hazel melebihi apapun.
“Jadi ini semua kerjaan loe zel? Jahat loe sama gue, gue ham…” Mini tak sempat meneruskan kalimatnya yang terakhir karena bibir hazel telah mendarat mulus di atas bibir mini. Seva yang juga ikut salting memeluk kak zillan erat
“eh, anak kecil maen peluk-peluk. Belom waktunya! Lepas lepas” kak adsyah melepas pelukan seva.
“eh kak zillan maaf ya kak? Kirain seva kak zillan itu kak adsyah, tadi seva sebenernya seva mau peluk kak adsyah hehe” seva cengengesan
“alah ngeles!” Adsyah dan zillan mengacak manja rambut seva.
“gue tau loe pasti bakal jawab iya kalo gue nembak loe min” hazel angkat bicara setelah adegan ciuman dadakannya berhasil bikin mini mencair. Mini masih mematung dan gak bisa bilang apa-apa. Kini ia peluk cowo dihadapannya erat-erat. “HAZEL GUE SAYANG LOE!!!!” teriak mini membelah angkasa. Ia ingin bulan juga mendengarkan teriakan bahagianya malam ini.

(nah, gimana part 2nya? Keren? Tapi belom selesai nih, gimana kelanjutan cerita keluarga Uri? Nantikan part 3nya guys :D) with love: Ziiza^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 27 April 2012

Three Angels part II (love never ends)

                Ini dia part duanya keluar J buat tata @Utita Nurrosyada Hilmi cepet sembuh ya sayaang? :* jangan sakit L oke guys check this out :D

 “Nama gue Krisna Hazel Algretto, kalian boleh panggil gue hazel. Gue pindahan dari jerman. Thanks”  “wow! Cakep amat,” “Gila itu badan ala petinju aje” “wew cool abis! itu orang apa malaikat sih?” suara riuh cewek cewek mulai terdengar dari pojok pojok kelas X-2. “Bangku disebelah gue nganggur nih” terdengar suara melengking khas manda dari pojok ruangan. Semua heboh terkecuali Uri dan Mini. Uri hanya tenggelam dalam lamunannya, dan Mini memandang luar kelas dengan pandangan fokus tak berujung.
“Hazel silakan duduk dibangku kosong yang ada untuk sementara. Boleh duduk disebelah mini. karena Seva masih sakit, nanti biar ibu carikan bangku kosong yang lain” Perintah Bu. Emma guru bahasa Indonesia mereka yang baru 3 bulan lalu menikah.
Cowo berpostur tinggi hmm, cukup atletis *tapi tak sebagus tubuh adsyah*dengan wajah cukup meyakinkan kini menuju ke bangku kosong disebelah bangku mini.
“Hei, gue hazel” sapa hazel dingin
“gue tau” jawab Mini lebih dingin
“Jutek amat”
“Bodo!” sahut mini ketus.
 Tok tok tok..  Berdiri seorang cowo dengan adik perempuannya dengan wajah pucat.
“permisi Bu, saya mau antar Seva, maaf terlambat dia baru kemaren malem keluar Rumah Sakit” jelas Adsyah.
“Apaan sih? Gue gak papa. Udah sono balik ke kelas loe! Dasar bekicot sok care :p” Seva mengambil ranselnya yang tadi di pegang adsyah.
“Loe tu sakit semprul, sok sehat banget sih. Gamau dibantu yaudah”
“Hum hum.. silakan masuk Seva” Suara bu Emma memecah suasana panas mereka.
“Saya duluan bu, heh baik-baik lu sleketep!” Adsyah berlalu ke kelasnya, setelah berhasil bikin adiknya diketawain makhluk sekelas dengan panggilan “sleketep”nya itu. Sedang Seva melangkah gontai masuk ke dalam kelas.
“loh? Ini kan bangku gue?” matanya menatap hazel lekat-lekat. Ia merasa ada yang ganjal dalam dirinya, saat hazelpun memberikan tatapan lurus yang sama ke matanya.
“oh, ini bangku loe? Yaudah biar gue duduk dibelakang” hazel mengambil tasnya dan berdiri.
“gak usah, biar gua yang ke belakang, loe anak baru kan?” Seva melangkah menuju bangku paling belakang yang baru saja dibawa masuk kelas oleh petugas sekolah. Kini gilran mini yang menatap tajam mata seva dengan pandangan sayu.
~^^~

 Seva menjatuhkan tubuhnya empuk tepat diatas kasur berseprei spongebob. Di kamar Adsyah. “apa bener kata orang? persahabatan 3 cewek itu gak bakal bisa bertahan lama. Terus apa arti kata Three Angels yang kita bertiga bikin buat satuin hubungan kita? Tiga malaikat yang akan selalu jadi satu.” Seva tenggelam dalam lamunannya.
 “woy! Ngelamun teruss!! ngapain loe anak kecil kesini? This’s forbidden room you know!”
 “Weleeh weleh, mbah dukun kentir! Kamar ginian, semua kuning dibilang Forbidden room. Kaya kamar orang baru kawin kemaren sore haha” Seva ngakak, kena lagi adsyah ke perangkapnya.
“Udah deh, loe mau apa? Pasti ada maunya kan? Jangan bilang loe mau cerita tentang anak baru bernama bule berotak tempe itu? Loe suka sama dia? Haha” hanya satu tujuannya, “Hazel” sebuah bantal bergambar spongebob melayang empuk di wajah Adsyah.
“Mbahmu suka!” semprot Seva
“tapi tadi gue lihat loe deketan mulu sama hazel pas istirahat, mesra amat?”
“gundulmu mesra! heh kadal jelek jarang mandi, gue cuma ngobrol tadi, udah deh gua mau cerita tentang uri” wajah Adsyah berubah serius dan seva bangun dari perbaringannya.
“Gak mungkin cuma karena hubungan three angels yang gak harmonis, Uri bisa berubah sampe segitunya. Loe tau tadi dia dipanggil BP lagi?” perbincangan mereka kali ini berlanjut serius. Tak biasanya adsyah seserius ini. Dia menceritakan gosip panas disekolah yang hangat-hangatnya jadi perbincangan.
Kakak uri yang juga teman ngegame Adsyah di facebook kecelakaan. Dia menjadi korban tabrak lari beberapa hari lalu, saat hendak menjemput mamanya di bandara. Orang tua uri saling menyalahkan atas kecelakaan ini. Daksa harus dioprasi segera karena sampai sekarang dia belum sadarkan diri. Parahnya lagi kondisi keuangan keluarga uri yang semakin kritis karena ayahnya tertuduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan.
“ayo ikut gue ke rumah sakit tempat kak daksa dirawat sekarang” Seva menarik lengan kakanya, adsyah menurut. raut kecemasan terlihat jelas di wajahnya.
~^^~

Tersebar selebaran berisi pengumpulan dana sumbangan untuk siswa SMA yang menjadi korban tabrak lari. Ia harus secepatnya dioprasi dan tak lain kak Daksa. Tertempel beberapa advertisement mengenai hal yang sama. Tak lain Seva yang melakukannya. Ia mengumpulkan beberapa dana dari teman-teman sesekolahnya untuk membantu dana operasi kak daksa. Ia yakin dana yang ia kumpulkan nanti tak akan akan dengan mudah mencukupi segala biaya yang dibutuhkan untuk kesembuhan daksa. Namun hanya ini yang dapat ia lakukan untuk membantu kakak sahabatnya itu.
“Nah, ini dia selembaran terakhir yang harus gue pasang di tempat strategis. Dimana lagi ya? Kamar mandi udah, kantin udah, madding udah, lapangan udah, semua udah. Terus ini tinggal satu ditempel dimana?” matanya mencari satu tempat lagi untuk menempalkan satu selebaran ini.
“Perpustakaan” Cowo berpostur tinggi  agak kerempeng, berkulit putih, bermodel rambut rapi dengan gel berdiri dibelakanganya. Dua tangannya masuk kedalam saku celana dan kini ia berjalan sejajar dengan Seva.
“loe? Ngapain disini? Tanya seva sambil mempercepat langkahnya.
“Butuh bantuan? Anggep aja ini tanda trimakasih sekaligus permintaan maaf gue karena bangku loe tadi gue ambil” lagi lagi cowo ini berhasil mensejajarkan langkahnya dengan seva.
“gak usah makasih. Lagian gue jarang duduk belakang. Maaf gue sibuk.” Ia berlari menuju perpustakaan disebelah kamar mandi cewek. Namun Hazel berhasil merengkuh tangannya. Tentu saja tenaga seva tak sebanding dengan tenaga hazel. Badannya tertarik kebelakang dan hampir ia terjatuh dalam rengkuhan hazel. Mata Hazel menatap tajam mata cewe manis  didepannya, begitu pula dengan seva. Jantungnya berdegup tak karuan. Baru kali ini seva mengalami hal senaif itu. “oh god apa wajah gue sekarang berminyak?” pikir seva dalam hati.
“maaf, gua cuma mau bantuin loe. Lagian itung-itung ini usaha amal gue juga kali” hazel melepaskan tangan Seva yang mulai memerah
“oke, kalo loe emang mau bantuin gue sama kak adsyah, loe boleh gabung. Tar biar gue yang bilang ke kakak gue.” Jawab seva pelan. Ia berjalan menjauhi hazel karena tak ingin cowo itu mendengar suara jantungnya yang teriak minta keluar.
“biar gue yang tempel” hazel mengambil selebaran di tangan Seva. Seva hanya mematung. Ia mencoba menata detak jantungnya.
“gimana kalo pulang sekolah kita kerumah gue?” Tanya hazel sambil tengah menempel selebaran di tembok depan perpustakaan.
“hah? Ngapain?” lagi lagi jantungnya berusaha melompat.
“kita bisa cari dana sumbangan lewat dunia maya kan? Mungkin kita taruh di facebook, twitter, blog atau sarana sosial lainnya. Dengan gitu malah orang diluar sana yang simpati dengan keadaan anak SMA ini, bisa ikut ngasih dana. Iya gak sih?” hazel menoleh kearah Seva yang berdiri dibelakangnya dan dilihatnya Seva hanya mematung menatapnya lekat.
“hum.. ide bagus, oke deh. Kita juga bisa tempel foto kak daksa yang gue sempat ambil di rumah sakit kemaren biar orang-orang lebih percaya. Well gue boleh ajak kakak gue?” Tanya seva. “jangan dong, mana mungkin gue mau ajak si adsyah di acara kaya gini? Haha” ocehnya dalam hati.
“hum, kalo emang loe pengen, boleh aja sih. Tapi gue pengen loe orang pertama yang dateng ke rumah gue” jawab hazel penuh senyum malaikat. *kalo gue jadi seva gue bakal langsung terbang. Eittss apa’an nih? Gombal apa gombal?*
“haha gombal banget sih loe” seva memukul manja lengan hazel. Hazel sok kesakitan. Yaelah pukulan cewek ini. Keliatannya suasana mulai cair nih.
Hazel dan seva berdiri didepan rumah hazel. Setelah seva mengantongi izin dari adsyah tentunya. Eitts tunggu ini rumah hazel bukan sih? “hah? Ini kan rumaah…” seva tak melanjutkan pikirannya.
“hazel? Ini rumah loe?” Tanya seva sambil mengamati rumah bercat orange emas didepannya. Ia sepertinya mengenal rumah ini.
“bukan, *oh bukan rumah hazel ternyata* ini rumah tante gue. bokap nyokap tinggal di jerman. Tapi gue lahir di Indonesia sih, pernah tinggal di Surabaya dan gue pindah ke jerman pas gue kelas 6.” Ceritanya pada seva sambil menggandeng tangan cewek itu masuk ke dalam rumah.
“oh” jawab Seva pendek sambil terus mengamati seisi ruangan. Bahkan ia tak sadar bahwa tangannya sedang berada dalam genggaman hazel.
~^^~

Makin hari makin banyak aja cewe yang ngantri buat kenalan sama hazel. Wow? Belom pernah adakah sebelumnya cowo semenarik hazel? Tak terkecuali manda. Dia yang paling uring-uringan buat narik perhatian cowo berkulit putih ini. Bel istriahat berbunyi belum sampai semenit yang lalu, namun sekarang posisi manda tengah berdiri tepat di depan bangku hazel dan mini.
“hei dude, ke kantin yuk? Gue traktir deh” manda duduk manis di meja Mini. Gimana emosi mini gak ke ubun-ubun? Dia lagi sibuk rekap PR fisika yang belom sempat dia kerjain kemaren malem dan manda duduk tepat diatas buku PRnya.
“Heh nona ratu sejagad! Mata loe sebenernya dimana sih? Mendingan lu taruh mata loe itu di pantat deh. Dasar cewek ganjen. Dan loe hazel, mending loe pergi dari bangku gue, loe pikir bangku gue apa? Masih jam 6 pagi cewek cewek udah ngantri di bangku gue. Gue gak mau bagiin BLT tau!” semprot Mini.
“loe kalo gak suka omong aja baik baik. Bilang aja loe jealous kan?” hazel berdiri dari bangkunya. Menatap mana mini dalam dalam.
“ha? Sorry ya? Cemburu sama loe? Gua gak suka tipe cowok yang obral gombal ke semua cewe. Najis!” mini yang masih sakit hati dengan adsyah ternyata tak terpengaruh dengan ketampanan cowo yang ini.
“loe juga jangan sok. Lagian urusin tu penampilan loe, rambut kummel, muka berminyak, apa jangan-jangan seragam loe gak pernah di setrika ya? Haha” hazel berdiri di depan mini, teman-temannya membentuk lingkaran hampir sempurna mengelilingi mereka. PLAKK!!! Satu tamparan melayang ke pipi sebelah kanan hazel. Warna merah membekas di pipinya. Menimbulkan beberapa jeritan dari cewe-cewe penggemarnya.
“watch your mouth! Gua paling gak suka cowo yang sok ngomentarin penampilan gue! This is my life! Lagian liat rambut loe, gak beda sama rambut pengamen di pinggir jalan. Jabrik kaya landak tau gak!” mini melangkah menerobos gerombolan yang tadi melingkar mengelilinginya, diikuti derai tawa cewek cewek melihat memerahnya wajah hazel sekarang. Berita itu segera menyebar ke seluruh penjuru sekolah.
~^^~

Adsyah dan adiknya Seva sedang main PS diruang tengah. Yah besok week end jadi mereka bisa maen game sepuasnya.
“mas? Besok siang gue diajak hazel buat jengukin kakak uri trus pulangnya kita makan siang dulu. Boleh ya?” Seva membuka suara.
“ha? Jalan? Ngga!!”
“aah.. ayolah mas, lagian mama udah ngasih ijin. Gue gabakal pulang kesiangan deh, ya?”
“ngga! Lagian gue gasuka loe deket-deket sama bule gak jelas itu! Baru seminggu dia sekolah, dia udah dicalonin jadi ketua osis, dia udah masuk tim inti basket dan dia gabung ke grup band gue di sekolah. Rese kan? Pokonya gue gak suka”
“wahwah, jadi ada yang ngerasa punya saingan baru nih” Seva ngeledek. Adsyah mencibir. “Pokoknya besok jam 8 gue berangkat.” Seva berlari ke kamar setelah melempar satu kulit kacang ke rambut kakaknya.
Seva sudah siap untuk jalannya hari ini. Blus lengan ¾ warna putih dipadu dengan blue jean terlihat manis di tubuhnya. Rambutnya yang lurus sepinggang ia biarkan terurai dengan jepitan biru muda di sebelah kiri. Jam tangan berwarna dark blue melingkar di tangan kirinya. *apa ini yang disebut ngedate?* pikirnya dalam hati. Tapi suara klakson mobil dengan segera membuyarkan lamunannya.
Seorang cowo melambaikan tangan kearah seva. Tak lain adalah hazel. Kaos dark black ketat melingkar dibadannya, sehingga lekukan tubuhnya terlihat jelas. ia sedikit terlihat maco daripada saat ia menggunakan seragam sekolah. Wow ada yang beda dari hazel. Apa ya? Oh, rambut hazel baru loh. Kini rambutnya tak terlihat basah dengan gel. Rambutnya dry, kering, mengembang seperti roti setelah kalian tambahkan pengembang ke adonannya. Tetap “jabrik” tapi tak separah kemarin, ujung-ujungnya lebih pendek, lebih rapi tentunya. Rambut daerah atas telinga dibagian kanan kiri lebih pendek dari bagian yang lainnya. Hum? Kalian tau penampilan kibum oppa saat pertama kali teaser Suju keluar? Ya kurang lebih seperti itu. -,- (apa masih seperti landak? Yaa mungkin. Wow? Apa perubahan rambut hazel ada hubungannya dengan cekcoknya dengan mini kemarin?) “Sudah siap?” tanyanya dari dalam mobil. “Sipp” Seva berlari kecil kecil kearah mobil hazel. Dimulai dari jalan pertama mereka, hubungan hazel dan seva semakin dekat. Jalan ke mall, nonton film, beresin tugas bareng, makan siang, ke toko buku langganan Seva, sampai beli accecoris cewek barengan (jangan sampe daleman lah ya? LOL) apalagi setiap jalan hazel selalu bawa bunga, coklat atau barang-barang kecil lainnya buat Seva. *Mau :D romantis yaa?
Mungkin Seva mulai membuka hatinya untuk cowo. Apalagi cowo sebaik hazel. Namun disisi lain, keadaan mini juga ikut berubah karena kedatangan Hazel. Tepat sehari setelah pertengkaran heboh mereka di kelas, sedikit demi sedikit penampilan mini kembali seperti mini yang lama. Bahkan hari ini mini berpenampilan secerah saat ia masih merasakan cintanya yang berbunga untuk Adsyah. Rambutnya yang bergelombang hanya di bagian bawah ia biarkan terurai dengan bando orange di kepalanya. Accecoris penambah aksen ceria kembali ia kenakan, dan satu lagi, bedak? Ya sepertinya mini menggunakan bedak atau semacam pelembab pagi ini. *kok tau? Tau lah! Wajahnya gak seberminyak saat pertengkaran sengitnya dengan hazel terjadi di kelas X-2
“Abis kesambet apa lu? Tumben gak dekil lagi?” Tanya hazel sengit saat berpapasan dengan Mini di gerbang sekolah.
“udah deh, gak usah rese, lagian gue capek tengkar ama loe terus.” Jawab mini sedikit lebih ramah dari seminggu lalu saat hazel baru menginjak sekolahnya. *heihei gak ada yang tau ya? Sebenernya hati mini degdeg seru loh. Mini jatuh cinta sama hazel? Yap bener banget. Apalagi setelah hazel mengantarnya ke UKS pas mini panas kemaren lusa* gak kerasa mereka jalan beriringan ke kelas. Dan selama itu juga hati hazel hampir mutasi dari tempatnya. *aduh bingung deh, hazel sebenernya suka siapa? MINI OR SEVA? Atau hazel sebenernya BUAYA DARAT?
~^^~

Uang yang dikumpulkan hazel, adysah dan seva hampir mencapai setengah biaya yang dibutuhkan untuk operasi patah tulang kak daksa. Untuk yang kesekian kalinya Seva dan Hazel menghabiskan waktu mereka bersama. Sekitar pukul 9 hari minggu, Honda Jazz merah milik hazel berhenti tepat dirumah mini. Seorang cewek telah menunggu di depan gerbang. Seorang cowok yang tak lain adalah pemilik mobil tersebut turun dan membukakan pintu untuk cewek yang telah menunggunya. Oh ya tak lupa seperti biasa setangkai bunga mawar merah mekar hazel berikan untuk Seva.
Namun sepertinya tak hanya mereka yang berada di depan rumah. Mini yang saat itu juga berada di depan rumahnya yang hanya berjarak 3 blok dari rumah seva melihat kemesraan mereka dengan hati yang kembali hancur lebur. Air mata sukses menetes dari pelupuk matanya dan segera ia berlari masuk ke rumahnya.
~^^~

“Mau lo sebenernya apa? Dasar penghianat! Munafik! Nusuk temen dari belakang!” Emosinya ber api-api.
“maksut loe apa Min?” Cewek didepannya masih gak ngerti apa yang terjadi
“Haha Seva Seva, Sahabat gua yang manis, dua kali loe nusuk gue dari belakang! Pertama, kenapa loe gak bilang dari awal kalo adsyah udah punya cewek dan loe biarin gua terlanjur sayang sama kakak loe yang sok itu!” kini seva tau apa yang membuat hubungan persahabatannya dengan ketiga sahabatnya hancur.
“dan sekarang, loe tau siapa yang bikin gue berhasil bangkit dari keterpurukan gue karena Adsyah?” Mini menatap tajam mata Seva
“Ngga” jawab seva pelan
“Hazel!” jawab mini tegas. Seva gak tau harus jawab apa, yang jelas dia tau hatinya seperti piring yang dia jatuhkan kemarin, hancur, pecah, cowo yang berhasil bikin dia jatuh cinta ternyata juga cowo yang ditaksir oleh sahabatnya.
“Cowo yang juga loe suka kan? Gua bangkit demi dia, dia yang behasil bikin gua gak nangis lagi. Tapi setelah gua berubah dan balik kaya dulu. Loe malah nusuk gue dari belakang buat kedua kalinya dengan cara rebut hazel dari gue. Mau loe apa? Loe mau bunuh gue pelan pelan?” suara mini melemah, satu demi satu air mata mengalir dari matanya.
“gu gu gue gak bermaksut nutupin kalo adsyah udah punya cewek dari loe min, gue Cuma gak mau loe sakit.” Suara Seva bergetar. Air mata yang akan menetes masih ditahannya.
“Bulshit tau gak sih loe? Loe emang musuh dalam selimut, pergi dari hidup gue!” mini melangkah pergi dengan air mata membasahi pipinya.
“Min tunggu Min!’ Seva mencoba menahan mini. Tapi tubuhnya lemas, semua sarafnya seakan mati. Otaknya tak dapat berpikir, air matanya mulai tak terbendung. Semua dirasanya sakit. Dia sendiri d ikamar mandi cewek, memikirkan apa yang harus dia lakukan, memikirkan apa yang terjadi setelah ini? Adsyah, veve, mini, uri dan kedatangan hazel yang sepertinya memperkeruh hubungan mereka. “three Angels udah hancur” terdengar suara lemah dari mulutnya.
Terbayang semua memorinya akan three angels, saat mereka makan es krim bersama, bernyanyi di kamar seva dengan suara yang super berantakan, menggunakan accecoris kembar, berkemah di halaman belakang rumah uri, memanjat genteng rumah mini dan ber pajamas party setiap libur panjang. Pipinya basah. Persahabatan yang telah  dirajutnya sejak kelas 3 SD harus hancur karena kakak Seva sendiri.  
~^^~

Seva semakin menjauhi hazel, tangis yang setiap hari menghampirinya. Seva yang semakin tertutup, tanpa keceriaan dan tawanya lagi semua hambar. Hanya itu yang diarasakan hazel dan Adsyah kakaknya. tak ada lagi Honda jazz merah yang selalu terparkir di halaman rumahnya. Begitu pula mini, penampilannya kembali dekil, prestasinya anjlok, kembali diam dan frustasi. Hazel yang merasa ada yang berbeda dalam hidupnya tak mungkin tinggal diam. Malam ini hazel mengajak Seva ke taman di daerah komplek rumahnya. Hati seva gusar. Apa hazel akan menyatakan cintanya ke seva? Lalu apa yang harus seva katakan ketika kalimat “I LOVE U” keluar dari mulut hazel? Akankah ia menolak cowok pertama yang berhasil membuatnya jatuh bangun? Ah bodo amat. pikir seva. Seva mengenakan baju seadanya. Tanpa pilih-pilih seperti saat hazel akan menjemputnya untuk jalan sebelumnya.
Ia hanya mengenakan jean panjang dipadu tengtop ungu dengan blus kotak-kotak lengan ¾ kedodoran kesayangannya. Rambutnya diikat dengan poni serong kesamping. Dan tak lupa tas selempang batiknya. Berbeda dengan hazel yang terlalu pilih-pilih baju malam ini. Akhirnya jeans ketat dan kaos hitam lengan sambungan menjadi pilihannya. Anehnya rambutnya kembali diberi gel seperti saat pertama ia masuk ke SMA tempat Seva dan kedua sahabatnya sekolah.
Seva berangkat berjalan kaki karena ternyata adsyah tak berada di kamarnya “ah deket ini, mungkin kakak jalan sama kak veve” pikir Seva sebelum akhirnya cabut ke taman daerah komplek rumahnya. Berdiri seorang cowo dibawah salah satu pohon besar di taman tersebut. Pasti itu Hazel. Pikir Seva. Tapi kenapa beda? Rambutnya agak panjang dibiarkan berantakan, wajahnya tak Nampak jelas karena taman remang remang. Jeans hitam dengan blus kotak-kotak abu-abu hitam lengan panjang yang ditekuk tekuk sampai ke siku. Wow kenapa hazel jadi sekekar itu? Bentuk tubuhnya menarik melebihi kak adsyah, kenapa tangannya tak masuk ke saku celana seperti yang biasanya dilakukan hazel? Dari jauh cowok ini malah asik memainkan kunci mobil sambil menatap jauh ke rerumputan. Sedang punggungnya bersandar ke pohon tersebut. Lalu mana hazel? Langkah Seva terhenti saat menyadari bahwa yang berdiri di dekat pohon adalah orang yang pernah dikenalnya. Kak Zillan. Yah kakak kelas Seva waktu di SDN 5 Jakarta Selatan sekaligus cowo yang pertama kali cium pipinya di Ultah seva yang ke 12. Kak Zillan kan cinta monyet pertama seva. Pretasinya yang gak turun-turun yang bikin Seva ngefans sama cowok keturunan indo-jerman itu.
“Kak Zillan? Ini bener kakak?” Seva lari dan langsung peluk Zillan erat-erat. Tercium parfum zillan yang cowok banget.
“iya ini kak Zillan, kamu makin cakep putri kecilku” kembali zillan rengkuh Seva jatuh dalam pelukannya dan menangis sesenggukan. “Aku sepupu Hazel” suara kak zilan pelan.
“apa? Kak Zillan sepupu Hazel?” saat seva masih belum bisa berfikir apa yang sebenernya terjadi muncul kak adsyah dari balik pohon.
“iya sevaku sayang, sebenernya hazel dan zillan balik ke Jakarta bareng dan berencana nerusin sekolahnya di Jakarta. Semua ini udah kita rencanain mateng-mateng tanpa sepengetahuan kamu. Sebenernya hazel deketin kamu Cuma buat check gimana kamu yang udah dewasa ini, dan sebenernya semua bunga, coklat dan barang-barang lain murni pemberian kak zilan yang dititipin ke hazel buat dikasiin ke kamu.” Jelas Adsyah panjang lebar, sedang Seva masih dengan tampang cengoo di depan kak zillan dan kakaknya.
“jadi sebenernya hazel sukanya sama mini. Dan kamu tau, kamu mirip adek hazel yang meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan motor, itu yang bikin hazel sayang kamu. Dia anggap seakan kamu adeknya. Caramu ketawa, ngomong dan semua tingkah kekanak-kanakanmu mirip kaya Akila adek Hazel my beautiful fairy” lanjut kak Zilan mengacak sayang rambut Seva. (apa hati seva sakit? Gimana sama hazel? Cinta seva buat hazel mungkin Cuma sesaat, setelah tau hazel sayang mini dan tentunya seva relain sahabatnya bahagia dengan hazel. lagian sekarang seva merasakan rasa sayang yang lebih kepada kak zillan cinta monyetnya yang harus pindah ke jerman 5 tahun yang lalu)
“jadi apa kamu bener-bener sayang sama hazel?” Tanya kak Zillan serius dengan tatapan elang yang masih sama sebelum ia diharuskan pindah ke jerman 5 tahun lalu. Seva menggeleng kuat-kuat. Kembali seva jatuh kedalam pelukan kak Zillan yang sekarang tumbuh menjadi seorang cowok yang mungkin sangat diidamkan seva.
“Eits… apa janji kita? Gak boleh pegang pegang adek gue!” kak adsyah melepaskan pelukan hangat kak zillan.
“yaelah elu syah, kangen tau” jawab kak zillan ketus sambil kembali akan merengkuh seva.
“kangen? Nih peluk gue?” jawab Adsyah bercanda. Mereka tenggelam dalam tawa. Mungkin ini jalan dari Allah, hazel dengan mini dan kak zillan kembali ke Indonesia. Emang bener ya? Jodoh gabakal kemana. Haha kalo kak zillan ajak gue kawin sekarang Ayo aja kak langsung ke KUA haha, Pikir Seva.
“well, kemana Hazel?” Tanya seva sedang matanya ke pojok-pojok taman mencari sosok hazel.
“Oh ya? Bukannya hazel dirumah mini buat nembak dia sekarang?” adsyah baru ingat
“Kalo gitu langsung aja cabut kerumah mini yuk?” mereka berjalan menuju mobil pajero sport warna putih milik kak zillan. Mobil yang disetir kak zillan melaju kencang menuju rumah mini dan sudah dilihatnya mini dan hazel di halaman rumah yang hanya diterangi beberapa lampu.
“Jadi lo suka sama gue? Gue masih gak habis pikir kenapa loe bisa ngelakuin ini semua? Loe pingin gue mati?” pertanyaan mini beruntun. Kak zillan, mas adsyah dan Seva turun dari mobil dan menghampiri hazel yang sepertinya butuh bantuan menjelaskan semuanya.
“semua bener mini, gue juga dikerjain tu sama hazel, mas adsyah sama kak Zillan” suara Seva dari kejauhan.
“Seva? Hah? Kak zillan?” mini makin bingung.
“iya mini, hazel beneran sayang loe, selama ini dia deketin Seva Cuma karena seva mirip dengan almarhumah adek hazel. Dan gue adalah sepupu hazel” jawab kak zillan.
“haha sorry ya min kita gak bermaksut kerjain loe kok. Kita Cuma mau kasih surprise atas kedatangan hazel dan zillan ke Indonesia” terang kak adsyah.
“Seva? Loe gak marah hazel suka sama gue?” sekarang yang ada dipikiran mini hanya Seva yang mungkin telah sakit atas kata-katanya di toilet cewek.
“calm down sweetie, gue kan sekarang punya kak zillan hehe” seva cengengesan
“Seva maafin gue ya?” air mata mini mulai merebak
“Yes oke swettie gue tau gimana perasaan loe kemarin” seva berbesar hati. Mini menatap hazel lekat-lekat. Cowok yang bisa membuatnya menyayangi hazel melebihi apapun.
“Jadi ini semua kerjaan loe zel? Jahat loe sama gue, gue ham…” Mini tak sempat meneruskan kalimatnya yang terakhir karena bibir hazel telah mendarat mulus di atas bibir mini. Seva yang juga ikut salting memeluk kak zillan erat
“eh, anak kecil maen peluk-peluk. Belom waktunya! Lepas lepas” kak adsyah melepas pelukan seva.
“eh kak zillan maaf ya kak? Kirain seva kak zillan itu kak adsyah, tadi seva sebenernya seva mau peluk kak adsyah hehe” seva cengengesan
“alah ngeles!” Adsyah dan zillan mengacak manja rambut seva.
“gue tau loe pasti bakal jawab iya kalo gue nembak loe min” hazel angkat bicara setelah adegan ciuman dadakannya berhasil bikin mini mencair. Mini masih mematung dan gak bisa bilang apa-apa. Kini ia peluk cowo dihadapannya erat-erat. “HAZEL GUE SAYANG LOE!!!!” teriak mini membelah angkasa. Ia ingin bulan juga mendengarkan teriakan bahagianya malam ini.

(nah, gimana part 2nya? Keren? Tapi belom selesai nih, gimana kelanjutan cerita keluarga Uri? Nantikan part 3nya guys :D) with love: Ziiza^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar