|
1. Bani Umayya
1.1 Sejarah berdiri dan perkembangan bani umayah
1.1 Sejarah berdiri dan perkembangan bani umayah
(bahasa Arab: بنو أمية,
Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan
Islam pertama setelah masa
Khulafaur
Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan
sekitarnya; serta dari 756
sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini
dirujuk kepada Umayyah bin
'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah,
yaitu Muawiyah bin
Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.
Khalifah besar Bani Umayyah adalah :
-
Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661M-680M)
- Abd Al-Malik
Ibn Marwar (685M-705M)
- Al-Walid Ibn
Abd Malik (705M-715M)
- Umar Ibn Abd
Al-Aziz (717M-720M)
- Hasyim Ibn Abd
Al-Malik (724M-743M)
Muawiyah ibn Abi Sufyan (41 – 61 H / 661 -680 M)
Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali
dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah, Tunisia
dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan
sampai ke sungai Oxus dan Afganistan, sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan
serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Di samping
ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di
berbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu
dengan me¬nyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan pencetak mata uang. Pada
masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi
tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis di bidangnya.
Yazid
Ibn Muawiyah (61 – 66 H / 680 – 685 M)
Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah
tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya
untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua
orang terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali dan Abdullah ibn Zubair.
Bersamaan dengan itu, kelompok Syi’ah melakukan konsolidasi (penggabungan)
kekuatankembali.
Abd
al-Malik ibn Marwan (66 – 87 H / 685-705M)
Pada masa ini, pemberontakan-pemberontakan kaum Syiah masih
berlanjut. Yang termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah
pada tahun 685 – 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum
Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain
yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua.
Mukhtar terbunuh dalam peperangan melawan gerakan oposisi
lainnya, yaitu gerakan Abdullah ibn Zubair. Namun, ibn Zubair juga tidak
berhasil menghentikan gerakan Syi’ah.
Al-Walid
ibn Abdul Malik (87 – 97 H / 705-715M)
Ekspansi ke
barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid ibn Abdul Malik. Masa
pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat
Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih
sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju
wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan
Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan
pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua dan
mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal nama Gibraltar (Jabal Tariq).
Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran
ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat dapat dikuasai.
Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang
dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam
memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat
setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.
Pada masa ini, Imam Malik rhm (93 – 179 H/ 713
-798 M ) lahir di Kota Madinah. Namun ada literatur menyebut beliau lahir pada
era Sulaiman ibn Abd al-Malik. Wallahu a’lam.
Sulaiman bin Abd al-Malik (97 – 98H /
715 – 717 M)
Umar ibn Abd al-Aziz(98-101 H / 717-720 M)
Dengan
keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah
kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah
itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan,
Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Di zaman Umar
ibn Abd al-Azis serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee.
Serangan ini dipimpin oleh Abd al-Rahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai
dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours.
Namun, dalam peperanganyang terjadi di luar kota Tours, al-Qhafiqi terbunuh,
dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di
atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada
zaman Bani Umayyah ini.
Yazid ibn Abd al-Malik (101 – 105 H / 720-724 M)
Sepeninggal
Umar ibn Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah khalifah Yazid ibn
Abd al-Malik (720-724 M). Penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada
kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya
hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi kacau.
Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan
konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid ibn Abd al-Malik.
Hisyam ibn Abd al-Malik (105 – 125 H / 724-743 M)
Kerusuhan terus
berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik
(724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi
tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan
Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang
sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu
menggulingkan dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani
Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan
terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat, khalifah tidak
berdaya mematahkannya.
Sepeninggal
Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya
lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi.
Marwan bin Muhammad (…- 132 H / … – 750 M)
Akhirnya, pada
tahun 132H/750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang
bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
Bani
Umayyah di Andalus
Al-Andalus atau (kawasan Spanyol dan Portugis
sekarang) mulai ditaklukan oleh umat Islam pada zaman khalifah
Bani Umayyah, Al-Walid bin
Abdul-Malik (705-715 M), dimana tentara Islam yang sebelumnya telah
menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah.
Dalam
proses penaklukan ini dimulai dengan kemenangan pertama yang dicapai oleh Tariq bin Ziyad membuat
jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Kemudian pasukan Islam
dibawah pimpinan Musa bin Nushair juga
berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville,
dan Merida
serta mengalahkan penguasa kerajaan Goth,
Theodomir di Orihuela, ia bergabung
dengan Thariq di Toledo.
Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota
penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Zaragoza sampai Navarre.
Gelombang
perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz
tahun 99 H/717 M, dimana sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar
pegunungan Pirenia
dan Perancis
Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya
itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan
pasukan diserahkan kepada Abdurrahman
bin Abdullah al-Ghafiqi.
Pada
masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial,
politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Buruknya
kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh
keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan
Raja Roderic, Raja Goth terakhir yang
dikalahkan pasukan Muslimin. Awal kehancuran kerajaan Visigoth adalah ketika
Roderic memindahkan ibu kota negaranya dari Seville
ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu
menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja.
Keadaan
ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian
bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderic.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderic yang terdiri
dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang, selain
itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Sewaktu penaklukan itu para pemimpin penaklukan tersebut
terdiri dari tokoh-tokoh yang kuat, yang mempunyai tentara yang kompak, dan
penuh percaya diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang
ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi
kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
1.2 Perkembangan Pendidikan pada masa Bani
umayah
Sistem Ekonomi
Bidang-bidang
ekonomi yang terdapat pada jaman Bani Umayyah terbukti berjaya membawa kemajuan
kepada rakyatnya yaitu:
- Dalam bidang
pertanian Umayyah telah memberi tumpuan terhadap pembangunan sector pertanian,
beliau telah memperkenalkan system pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil
pertanian.
- Dalam bidang
industri pembuatan khususnya kraftangan telah menjadi nadi pertumbuhan ekonomi
bagi Umayyah.
Sistem Peradilan Dan Pengembangan Peradaban
Meskipun sering
kali terjadi pergolakan dan pergumulan politik pada masa pemerintahan Daulah
Bani Umayyah, namun terdapat juga usaha positif yang dilakukan daulah ini untuk
kesejahteraan rakyatnya.
Diantara usaha positif yang dilakukan oleh para khilafah
daulah Bani Umayyah dalam mensejahterakan rakyatnya ialah dengan memperbaiki
seluruh system pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi
keuangan.
Disamping itu,
kekuasaan islam pada masa Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pengembangan
peradaban seperti pembangunan di berbagai bidang, seperti:
- Muawiyah
mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan
peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersenjata.
- Lambang kerajaan
sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada
masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu
menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
- Arsitektur
semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun
sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame
Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
- Pembuatan mata
uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru
negeri islam.
- Pembuatan panti
Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang
yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
- Pengembangan
angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri,
tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah
1700 buah.
tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah
1700 buah.
Kemajuan Sistem Militer
Salah satu
kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah
adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh,
pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur
kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama
itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan
dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang
sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa
dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.
Kronologi
Bani Ummayyah
- 661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
- 670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul.
- 677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
- 680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan Husain.
- 685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
- 700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
- 711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
- 713 M- Penaklukan Multan.
- 716 M- Serangan ke Konstantinopel.
- 717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran dijalankan.
- 725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Perancis.
- 749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara Abbasiyyah.
- 750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan Bani Ummaiyyah.
- 756 M- Abdurrahman Ad-Dakhil menjadi khalifah Muslim di Kordoba.Memisahkan diri dari Abbasiyyah.
Kekhalifahan
Utama di Damaskus
- Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
- Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
- Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
- Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
- Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani Umayyah).
- Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
- Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
- Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
- Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
- Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M
- Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
- Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
- Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M
Keamiran
di Kordoba
- Abdur-rahman I, 756-788
- Hisyam I, 788-796
- Al-Hakam I, 796-822
- Abdur-rahman II, 822-888
- Abdullah bin Muhammad, 888-912
- Abdur-rahman III, 912-929
Kekhalifahan
di Kordoba
- Abdur-rahman III, 929-961
- Al-Hakam II, 961-976
- Hisyam II, 976-1008
- Muhammad II, 1008-1009
- Sulaiman, 1009-1010
- Hisyam II, 1010-1012
- Sulaiman, dikembalikan, 1012-1017
- Abdur-rahman IV, 1021-1022
- Abdur-rahman V, 1022-1023
- Muhammad III, 1023-1024
- Hisyam III, 1027-1031
Tidak ada komentar:
Posting Komentar