Sabtu, 08 Oktober 2011

Haruskah Remaja Khususnya Siswa Mengikuti Gaya Barat dan Tren??

Tidak terasa, kehidupan di dunia sudah mencapai tahun ke 2011. Kehidupan masyarakat dunia umumnya sudah semakin terjamin, teklonologi canggih, inovasi mesin unggulan mulai banyak bermunculan, informasi sekarang begitu mudah didapat apalagi dengan adanya internet yang cara pengaksesannya tidak begitu sulit.
Begitu pula dengan kehidupan remaja dewasa ini. Hampir semua yang dibutuhkan oleh remaja tersedia di permukaan bumi. Semua sudah semakin canggih, tinggal menentukan cara menggunakannya.  Tentunya di harapkan remaja yang bukan hanya menggunakan tapi juga menemukan inovasi-inovasi baru.
Dewasa ini, kehidupan masyarakat Indonesia mulai condong dan mengikuti kebiasaan yang dianut kehidupan daerah barat. Bukan hanya dilihat dari tata aturan dalam bernegara saja. Tapi juga sudah mulai menyeluruh ke masyarakat, tak jarang kita temui masyarakat yang gara bicara,tren  pakaian, rambut accecoris dan kebiasaan sehari-harinya sudah sangat kebarat-baratan.
Mungkin kebiasaan inilah yang sedikit banyak memberi efek dan pengaruh kepada remaja khususnya siswa pada umumnya. Tidak sedikit remaja khususnya para siswa yang mulai bergaya kebarat-baratan dan mengikuti gaya yang sedang tren. Mulai dari cut hair, model baju, sepeda motor, accecoris, hp dan lain sebagainya.
Tidak sedikit kita jumpai remaja khususnya siswa rela mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya untuk mengikuti tren semata. Agar tidak dibilang jadul atau kampungan. Namun tidakkah itu merugikan beberapa pihak?? Seperti orang tua misalnya. Atau malah juga sekolah?? Sedang apa keuntungannya, apa hanya untuk pamer, menjaga gengsi dan agar tidak dibilang “cupu” semata?? Nah masalah keremajaan inilah yang sedikit banyak yang akan kita bahas dalam topik kali ini.
Menurut saya, keuntungan mengikuti tren hanyalah sebatas untuk bersenang-senang semata, itu tentunya untuk orang yang berkelas. Selain itu kadang kita juga membutuhkan refresing, bagi sebagian orang belanja mengikuti tren-tren terbaru juga merupakan refresing. Selain dua hal tersebut kebanyakan remaja pada umumnya memilih mengikuti tren hanya karena takut dibilang cupu, culun, kampungan, udik, gak gaya atau panggilan-panggilan jelek lainnya. Pasti sebagai seorang remaja kita merasa bangga jika seseorang memuji dandanan kita, bahkan tak jarang remaja yang berlomba-lomba untuk adu kecantikan dengan mengenakan pakaian model terbaru keluaran luar negeri dan accecorisnya. Yang terakhir untuk menggait lawan jenis, seorang pria umumnya mencari wanita yang modis dan tidak ketinggalan jaman.
Sedang kerugian mengikuti tren dan gaya kebarat-baratan secara berlebihan menurut saya adalah merogoh kocek yang begitu dalam, tidak menghemat biaya bila selalu dituntut untuk mengikuti gaya yang sedang ‘ngetren’. Bagi seorang remaja pastilah kebanyakan belum dapat mengahasilkan pengahasilan sendiri. Umumnya masih bergantung pada orang tua. Bagaimana jika seorang remaja khususnya murid terlalu mengikuti tren hingga ‘merogoh kocek’ orang tua terlalu banyak?? Yang kedua sekolah juga turut di rugikan. Seorang siswa pergi ke sekolah dengan tujuan menuntut ilmu, bukanlah pamer kecantikan, kekayaan, gaya, atau barang-barang yang mereka kenakan. Jika terjadi tindak kriminal pada siswa karena menggunakan barang-barang yang sedang tren mungkin juga dapat merugikan sekolah. Seperti tindak pencurian dan lain lain.
Namun sesekali bagi seorang remaja khususnya pelajar bolehlah mengikuti gaya yang sedang ‘in’ atau ‘ngetren’. Agar tidak terlalu ‘Jadul’ dan ketinggalan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 08 Oktober 2011

Haruskah Remaja Khususnya Siswa Mengikuti Gaya Barat dan Tren??

Tidak terasa, kehidupan di dunia sudah mencapai tahun ke 2011. Kehidupan masyarakat dunia umumnya sudah semakin terjamin, teklonologi canggih, inovasi mesin unggulan mulai banyak bermunculan, informasi sekarang begitu mudah didapat apalagi dengan adanya internet yang cara pengaksesannya tidak begitu sulit.
Begitu pula dengan kehidupan remaja dewasa ini. Hampir semua yang dibutuhkan oleh remaja tersedia di permukaan bumi. Semua sudah semakin canggih, tinggal menentukan cara menggunakannya.  Tentunya di harapkan remaja yang bukan hanya menggunakan tapi juga menemukan inovasi-inovasi baru.
Dewasa ini, kehidupan masyarakat Indonesia mulai condong dan mengikuti kebiasaan yang dianut kehidupan daerah barat. Bukan hanya dilihat dari tata aturan dalam bernegara saja. Tapi juga sudah mulai menyeluruh ke masyarakat, tak jarang kita temui masyarakat yang gara bicara,tren  pakaian, rambut accecoris dan kebiasaan sehari-harinya sudah sangat kebarat-baratan.
Mungkin kebiasaan inilah yang sedikit banyak memberi efek dan pengaruh kepada remaja khususnya siswa pada umumnya. Tidak sedikit remaja khususnya para siswa yang mulai bergaya kebarat-baratan dan mengikuti gaya yang sedang tren. Mulai dari cut hair, model baju, sepeda motor, accecoris, hp dan lain sebagainya.
Tidak sedikit kita jumpai remaja khususnya siswa rela mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya untuk mengikuti tren semata. Agar tidak dibilang jadul atau kampungan. Namun tidakkah itu merugikan beberapa pihak?? Seperti orang tua misalnya. Atau malah juga sekolah?? Sedang apa keuntungannya, apa hanya untuk pamer, menjaga gengsi dan agar tidak dibilang “cupu” semata?? Nah masalah keremajaan inilah yang sedikit banyak yang akan kita bahas dalam topik kali ini.
Menurut saya, keuntungan mengikuti tren hanyalah sebatas untuk bersenang-senang semata, itu tentunya untuk orang yang berkelas. Selain itu kadang kita juga membutuhkan refresing, bagi sebagian orang belanja mengikuti tren-tren terbaru juga merupakan refresing. Selain dua hal tersebut kebanyakan remaja pada umumnya memilih mengikuti tren hanya karena takut dibilang cupu, culun, kampungan, udik, gak gaya atau panggilan-panggilan jelek lainnya. Pasti sebagai seorang remaja kita merasa bangga jika seseorang memuji dandanan kita, bahkan tak jarang remaja yang berlomba-lomba untuk adu kecantikan dengan mengenakan pakaian model terbaru keluaran luar negeri dan accecorisnya. Yang terakhir untuk menggait lawan jenis, seorang pria umumnya mencari wanita yang modis dan tidak ketinggalan jaman.
Sedang kerugian mengikuti tren dan gaya kebarat-baratan secara berlebihan menurut saya adalah merogoh kocek yang begitu dalam, tidak menghemat biaya bila selalu dituntut untuk mengikuti gaya yang sedang ‘ngetren’. Bagi seorang remaja pastilah kebanyakan belum dapat mengahasilkan pengahasilan sendiri. Umumnya masih bergantung pada orang tua. Bagaimana jika seorang remaja khususnya murid terlalu mengikuti tren hingga ‘merogoh kocek’ orang tua terlalu banyak?? Yang kedua sekolah juga turut di rugikan. Seorang siswa pergi ke sekolah dengan tujuan menuntut ilmu, bukanlah pamer kecantikan, kekayaan, gaya, atau barang-barang yang mereka kenakan. Jika terjadi tindak kriminal pada siswa karena menggunakan barang-barang yang sedang tren mungkin juga dapat merugikan sekolah. Seperti tindak pencurian dan lain lain.
Namun sesekali bagi seorang remaja khususnya pelajar bolehlah mengikuti gaya yang sedang ‘in’ atau ‘ngetren’. Agar tidak terlalu ‘Jadul’ dan ketinggalan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar