Tidak terasa,
kehidupan di dunia sudah mencapai tahun ke 2011. Kehidupan masyarakat dunia
umumnya sudah semakin terjamin, teklonologi canggih, inovasi mesin unggulan
mulai banyak bermunculan, informasi sekarang begitu mudah didapat apalagi
dengan adanya internet yang cara pengaksesannya tidak begitu sulit.
Begitu pula dengan
kehidupan remaja dewasa ini. Hampir semua yang dibutuhkan oleh remaja tersedia
di permukaan bumi. Semua sudah semakin canggih, tinggal menentukan cara
menggunakannya. Tentunya di harapkan
remaja yang bukan hanya menggunakan tapi juga menemukan inovasi-inovasi baru.
Dewasa ini, kehidupan
masyarakat Indonesia mulai condong dan mengikuti kebiasaan yang dianut
kehidupan daerah barat. Bukan hanya dilihat dari tata aturan dalam bernegara
saja. Tapi juga sudah mulai menyeluruh ke masyarakat, tak jarang kita temui
masyarakat yang gara bicara,tren
pakaian, rambut accecoris dan kebiasaan sehari-harinya sudah sangat
kebarat-baratan.
Mungkin kebiasaan
inilah yang sedikit banyak memberi efek dan pengaruh kepada remaja khususnya
siswa pada umumnya. Tidak sedikit remaja khususnya para siswa yang mulai
bergaya kebarat-baratan dan mengikuti gaya yang sedang tren. Mulai dari cut
hair, model baju, sepeda motor, accecoris, hp dan lain sebagainya.
Tidak sedikit kita
jumpai remaja khususnya siswa rela mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya
untuk mengikuti tren semata. Agar tidak dibilang jadul atau kampungan. Namun
tidakkah itu merugikan beberapa pihak?? Seperti orang tua misalnya. Atau malah
juga sekolah?? Sedang apa keuntungannya, apa hanya untuk pamer, menjaga gengsi
dan agar tidak dibilang “cupu” semata?? Nah masalah keremajaan inilah yang
sedikit banyak yang akan kita bahas dalam topik kali ini.
Menurut saya,
keuntungan mengikuti tren hanyalah sebatas untuk bersenang-senang semata, itu
tentunya untuk orang yang berkelas. Selain itu kadang kita juga membutuhkan
refresing, bagi sebagian orang belanja mengikuti tren-tren terbaru juga merupakan
refresing. Selain dua hal tersebut kebanyakan remaja pada umumnya memilih
mengikuti tren hanya karena takut dibilang cupu, culun, kampungan, udik, gak
gaya atau panggilan-panggilan jelek lainnya. Pasti sebagai seorang remaja kita
merasa bangga jika seseorang memuji dandanan kita, bahkan tak jarang remaja
yang berlomba-lomba untuk adu kecantikan dengan mengenakan pakaian model
terbaru keluaran luar negeri dan accecorisnya. Yang terakhir untuk menggait
lawan jenis, seorang pria umumnya mencari wanita yang modis dan tidak
ketinggalan jaman.
Sedang kerugian
mengikuti tren dan gaya kebarat-baratan secara berlebihan menurut saya adalah
merogoh kocek yang begitu dalam, tidak menghemat biaya bila selalu dituntut
untuk mengikuti gaya yang sedang ‘ngetren’. Bagi seorang remaja pastilah
kebanyakan belum dapat mengahasilkan pengahasilan sendiri. Umumnya masih
bergantung pada orang tua. Bagaimana jika seorang remaja khususnya murid
terlalu mengikuti tren hingga ‘merogoh kocek’ orang tua terlalu banyak?? Yang
kedua sekolah juga turut di rugikan. Seorang siswa pergi ke sekolah dengan
tujuan menuntut ilmu, bukanlah pamer kecantikan, kekayaan, gaya, atau
barang-barang yang mereka kenakan. Jika terjadi tindak kriminal pada siswa
karena menggunakan barang-barang yang sedang tren mungkin juga dapat merugikan
sekolah. Seperti tindak pencurian dan lain lain.
Namun sesekali bagi
seorang remaja khususnya pelajar bolehlah mengikuti gaya yang sedang ‘in’ atau
‘ngetren’. Agar tidak terlalu ‘Jadul’ dan ketinggalan jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar